Cari Blog Ini

Selasa, 23 Februari 2016

Utovertia – Chapter 13 “Determination”



***
Pemandangan yang menakutkan

Itulah kalimat yang tepat bagi suasana sekarang yang dilihat Raven. Naga itu turun di tengah kota semenit yang lalu, mengaum dengan keras dan memporak-porandakan semua bangunan yang dilihatnya. Beruntung penduduk sudah mengungsi sebelum naga itu datang, jika tidak pasti sudah terjadi pembantaian masal. Dan Raven sekarang dalam menuju perjalanan untuk menghentikan naga tersebut.

Walaupun tidak ada korban jatuh, hal ini tidak boleh dibiarkan. Naga ini mungkin bisa pergi ke tempat lain dan mengamuk disana. Raven tidak tahu apakah semua naga termasuk makhluk yang haus darah, namun naga yang satu ini memiliki mata merah menyala yang sepertinya siap membunuh siapapun yang melihatnnya dari kejauhan.

“Raven, boleh aku bertanya suatu hal…”

“Ada apa Nevermore.”

“Aku penasaran, sejak kapan kau menjadi berani seperti ini.”

“Huh? Maksudmu?”

“Kau tahu, dulu walaupun kau sudah mendapatkan kekuatan dariku. Kau selalu mengambil quest rank D dan E, bahkan paling tinggi C. Apa yang membuatmu yakin bisa mengalahkan naga ini yang ranknya SSS?”

“Entahlah….”

“Huh?!”

“Aku hanya…. Mengikuti naluriku saja. Entah kenapa aku merasa harus melakukannya, dan ini adalah tugas menjadi seorang Hero, bukan?”

Walaupun Raven tidak dapat melihat ekspresi pada wajah burung yang dimiliki Nevermore, namun ia bisa merasakan gagak itu sedang tersenyum.

“Aku mengerti. Hanya itu saja yang ingin aku tanyakan.”

“Huh… baiklah….”

Raven sudah semakin dekat dengan naga tersebut. Naga itu pun sepertinya menyadari kehadiran Raven, ia berhenti menghancurkan bangunan di sekitarnya lalu berbalik menatap Raven yang mendekat. Raven menelan ludahnya perlahan, tatapan naga itu yang tajam pada dirinya itu membuatnya sedikit gemetar. Namun bukan itu sebenarnya membuat Raven sedikit merinding, tapi benda seperti mata yang berada di dahi naga tersebut.

Setelah dilihat dari dekat, naga ini memiliki wujud yang cukup mengerikan. Sisiknya berwarna hitam dan terlihat keras, beberapa bagian tubuhnya diselimuti oleh es. Dan dua bola mata merah menyala yang menatap Raven dengan tatapan penuh intimidasi.

Tiba-tiba naga itu tertawa terbahak-bahak.

“AHAHAHAHA, APA INI… APA MEREKA KEHABISAN ORANG UNTUK MENGHENTIKANKU?!”

Raven kebingungan dengan maksud dari naga tersebut.

“Lihat sekelilingmu, Raven…”

Raven terkejut ketika melihat sekeliling sesuai dengan saran Nevermore. Banyak terdapat bongkahan es besar terdapat di sekeliling mereka. Namun bukan itu yang menyebabkan Raven terkejut, melainkan terdapat manusia di dalam bongkahan es tersebut. Dari baju zirah yang mereka kenakan,  sepertinya mereka adalah para Knight kerajaan yang bertugas untuk menjaga kota ini. Dan juga beberapa seorang Hero Candidate seperti Raven, dapat dilihat dari pakaian mereka yang lain dengan rakyat biasa. Tipikal yang menandakan mereka seorang Hero.

“Apa yang terjadi dengan mereka….”

“APA YANG TERJADI DENGAN MEREKA?! MEREKA SEMUA MATI!!”

Naga itu mengibaskan ekornya ke arah bongkahan es itu, seketika juga bongkahan es itu hancur, beserta semua orang yang terperangkap di dalamnya. Mereka hancur berkeping-keping seolah mereka sudah bersatu dengan es yang mengurung mereka. Benar-benar pemandangan mengerikan, melihat naga itu dengan gampangnya membunuh orang-orang tersebut yang berusaha mempertahankan kota ini.

“Kenapa kau melakukan semua ini… mereka hanya berusaha mempertahankan tempat mereka…. Kau seharusnya tidak membunuh mereka!”

Raven berusaha mengajak bicara naga ini, karena mengetahui naga ini bisa bicara dan memiliki pikiran layaknya manusia, tidak seperti Ursa yang hanya bisa meraung dan menyerang semua makhluk di sekitarnya tanpa berpikir. Mungkin dengan bicara, Raven bisa mengerti kenapa naga itu mengamuk dan mencari jalan keluar lain selain bertarung.

“KAU MAKHLUK RENDAHAN, KAU KIRA BISA MENASEHATIKU?! MATILAH KAU!!”

Naga itu menyemburkan meriam es dari mulutnya ke arah Raven. Dengan cepat Raven melompat ke samping untuk menghindari semburan es tersebut. Semburan tadi hanya mengenai tempat Raven berdiri tadi, membuatnya menjadi ladang es. 

“Apa yang kau lakukan, Raven… kau tahu itu percuma untuk mengajak bicara seekor monster.”

“Aku hanya mencoba, kau tahu… dia tidak seperti monster yang biasa aku temui, Naga ini bisa bicara dan punya pikiran. Mungkin dengan bicara, kita bisa menyelesaikan masalah ini tanpa membunuh satu sama lain….”  

“HAHAHAHAHA! APA KAU BILANG?! MENYELESAIKAN MASALAH TANPA MEMBUNUH SATU SAMA LAIN?! KAU NAIF, DI DUNIA INI… MEMBUNUH ATAU TERBUNUH!!”

Naga itu kembali menembakkan meriam es pada Raven. Raven kembali melompat menghindar dengan mudah serangan tersebut, karena ia sudah terbiasa melakukan hal tersebut pada Ursa. Dirinya sekarang bukan dirinya yang dulu ketika masih tidak memiliki kemampuan apa-apa. Kini tubuhnya terasa lebih ringan dan ia merasa dapat menghindari semua serangan yang diberikan naga tersebut.

“KAU LUMAYAN JUGA, MANUSIA…. TAPI KAU SUDAH MELIHAT GERAKAN ITU SEBELUMNYA!!”

Naga itu menghentakkan kedua kaki depannya ke tanah. Tiba-tiba seluruh permukaan di sekitarnya membeku dan es perlahan menjalar semakin jauh, membekukan semua benda yang dilewatinya dan mendekati tempat Raven berdiri. Raven segera melompat menghindar ke belakang. Namun es tersebut tetap menjalar mendekati Raven, tidak menandakan akan berhenti, memaksa untuk Raven terus melompat ke belakang. Sampai beberapa meter, es itu pun berhenti. Namun-

“KENA KAU!!”

Tiba-tiba itu melompat dan datang entah darimana, karena Raven terlalu focus untuk menghindari es tadi. Naga itu mengibaskan ekornya dan menghantam tubuh Raven, membuatnya terpental dan menghantam dinding salah satu bangunan disana.

“Guhagh-?!”

Hantaman yang keras itu membuat Raven terluka berat, ia pun memuntahkan darah dari mulutnya. Kekuatannya benar-benar berbeda dengan Ursa, Raven masih dapat bertahan jika terkena cakaran atau hantaman dari Ursa. Namun hantaman ini, benar-benar kuat dan membuat tubuhnya mati rasa.

“Raven, ini tidak bagus….”

Raven dapat melihat Nevermore yang terbaring di sisinya. Hantaman tadi juga memberikan dampak padanya karena kontrak itu, itu menyebabkan Nevermore terluka parah sama dengan dirinya. Dan kondisi ini benar-benar tidak bagus.

“KAU TIPE YANG HANYA BISA MENGHINDAR, SANGAT LEMAH UNTUK MENGHINDARI SERANGAN TIPE AREA. MELIHAT TUBUHMU YANG LEMAH ITU, AKU RAGU APA KAU BISA BERTAHAN DENGAN LUKA SEPERTI ITU….”

“Gugck-…..”

Raven mulai berpikir apakah semuanya akan berakhir disini, bahkan ia belum sempat mengeluarkan Tuning yang merupakan kartu andalannya. Ternyata ini lebih susah dari Raven perkirakan. Raven tidak ingin semua berakhir dan tidak boleh berakhir seperti ini, namun ia tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi seperti ini.

“MATILAH KAU, MANUSIA….”  

Naga itu membuka mulutnya, bersiap menembakkan meriam es itu sekali lagi untuk mengakhiri hidup Raven.

“Tch-….”        

Raven berusaha menggerakan semua anggota tubuhnya dengan seluruh tenaganya yang tersisa, namun tubuhnya tidak merespon sesuai kehendaknya. Padahal yang dibutuhkannya hanya melompat menghindari serangan itu. Saat situasi kritis itu, tiba-tiba Raven mendengar suara teriakan seorang anak perempuan.

“Red Magic : Fire Ball!!”

Tiba-tiba sebuah bola api kecil muncul dan menghantam tepat mulut naga tersebut. Naga itu berteriak kesakitan dengan mulutnya dibakar oleh api. Seorang figure kecil muncul di depan Raven yang tidak berdaya. Figur kecil dengan rambut pirang diikat twintail, itu adalah Alynn.

“Hai naga jelek. Alynn tidak akan membiarkanmu menyakiti kakak Raven lebih dari ini!”

Alynn menyerukan pernyataannya dengan lantang sambil menunjuk naga yang masih meraung kesakitan itu. Sepertinya serangan sihir yang dilemparkan oleh Alynn sangat efektif pada naga tersebut.

“Raven, kau tidak apa-apa? Sini… Biar aku mengobati lukamu.”

Luciel pun juga ikut datang dan duduk di samping Raven, padahal tadi Raven sudah menyuruh mereka untuk pergi meninggalkannya dan bersembunyi di tempat yang aman. Luciel mengulurkan tangannya dekat dengan dada Raven, kemudian sinar terang keluar dari telapak tangan Luciel. Raven dapat merasakan kehangatan dan rasa nyaman dari cahaya tersebut.

“Lu-Luciel… kenapa kau tidak lari.”

“Apa, Raven bodoh?! Raven terlalu memaksa diri, sekarang lihat hasilnya! Raven selalu memaksakan diri untuk orang lain, APA RAVEN TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN RAVEN SENDIRI?!”

Luciel membentak dengan sangat keras. Bahkan hal itu membuat Raven terkejut.

“A-ah… maafkan aku Raven-… hanya saja…-bagaimana bisa aku meninggalkan orang yang mau menolongku. Raven juga bodoh-… tentu saja aku tidak bisa meninggalkan Raven sendiri….”

“Luciel….”

“Apa kau punya waktu untuk basa-basi, malaikat payah? Cepat, sembuhkan kakak Raven dan pergi dari sini. Alynn tidak tahu bisa menahan naga ini berapa lama…”

Sepertinya mereka berdua belajar bekerja sama dalam melakukan hal ini. Itu entah kenapa membuat Raven terharu, teman-temannya bisa akur ketika hendak menyelamatkan dirinya. Dia merasa banyak berhutang budi pada mereka berdua, mungkin Raven akan mentraktir mereka es krim jika sudah berhasil kabur dari naga ini.

“KAU MAKHLUK KECIL SIALAN, AKU AKAN MEMBUNUHMU JUGA!!”

Naga itu mengibaskan ekornya ke arah Alynn dengan cepat. Namun Alynn melompat tinggi ke atas untuk menghindari serangant tersebut, membuat Raven agak terkejut. Ternyata Alynn bukan anak sembarangan, ia pun sepertinya punya kemampuan untuk bertarung juga. Namun mengingat Alynn adalah iblis, tentu saja hal itu bukanlah aneh bagi Ravem 

“Red Magic : Fire Ball!!”

Sebuah lingkaran sihir bewarna merah muncul di depan telapak tangan Alynn, lingkaran sihir itu memuntahkan bola api seukuran tubuhnya ke arah punggung naga tersebut. Naga itu tidak sempat menghindar dan terkena ledakan bola api tersebut. Ia kembali meraung kesakitan karena serangan Alynn.

“Bagus, Alynn!”

“Raven, jangan bergerak!”

Luciel menasehati Raven karena lukanya masih harus diobati. Namun Raven juga tidak bisa diam dan menonton Alynn bertarung demi dirinya. Raven berusaha mengumpulkan seluruh tenaga untuk menggerakkan tubuhnya kembali. Berkat Luciel juga, tubuhnya semakin lama semakin terasa membaik. Tapi keadaan kembali memburuk.

“GYAAAAAA!!”

Raven melihat Alynn terpental dan membentur tembok, sama seperti dirinya tadi. 

“Alynn!!” 

“AHAHAHAHA, ENYAHLAH KAU MAKHLUK SIALAN!!”

Raven dapat melihat Alynn yang kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Luka yang dialami Alynn nampaknya juga parah, Raven dapat melihat darah keluar dari mulut Alynn yang terkapar. Melihat temannya terluka, tentu saja Raven tidak bisa diam saja. Apalagi Alynn masih kecil, harusnya dia yang melindungi Alynn, bukan sebaliknya. Raven segera bangkit dengan seluruh tenaga yang ia miliki. Walaupun terasa sangat sakit, namun Raven memaksakan dirinya.

“Jangan bergerak Raven! Lukamu belum sembuh betul!”

Seru Luciel berusaha menasehati Raven, namun Raven tidak bisa diam jika keadaannya begini. Kemungkinan Luciel yang akan menjadi korban jika ia tidak bertindak cepat.

“Menyingkirlah, Luciel…. Cepat pergi dan bawa Alynn bersamamu…”

“Tapi-… bagaimana dengan Raven? Raven masih belum sembuh benar.”

“Terima kasih.”

“Eh?”

“Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, Luciel. Tapi kini adalah pertarunganku, sebaiknya kau menyingkir… aku tidak ingin melihat orang terluka lebih dari ini…”

“Eh-.. ah, baik… Raven.”

Luciel segera berlari menghampiri Alynn.

“HEH, SIAPA BILANG AKU AKAN MEMBIARKANMU LARI, MAKHLUK KECIL!!”

Naga itu mengarahkan ekornya ke Luciel dengan cepat. Luciel yang tidak melihat hal itu, tidak bisa menghindari serangan tersebut. Namun dengan cepat, tiba-tiba Raven sudah ada di depan Luciel dan siap menahan ekor naga itu dengan kedua tangannya yang sudah berubah karena Ravenclaw. Hempasan itu begitu kuat, sampai terjadi ledakan angin ketika benturan terjadi. Namun Raven masih berdiri dengan kokoh, tidak terguncang sedikit pun.

“Cepat lari…. Luciel….”

Luciel mengangguk dan segera mendekati Alynn seperti rencana awal. Melihat Luciel yang sudah pergi membawa Alynn akhirnya bisa bernafas lega. Kini tidak akan ada korban karena kecerobohan dirinya.  Naga itu yang nampaknya terkejut, segera menarik kembali ekornya yang berhasil ditahan oleh Raven.

“TIDAK MUNGKIN… MANUSIA LEMAH SEPERTIMU BISA MENGHENTIKAN SERANGAN EKORKU?”

“Berisik…”

“HUH?!”

Kali ini Raven benar-benar marah. Bukan marah biasa yang hanya berteriak seperti yang Raven lakukan biasanya. Melihat naga ini membunuh orang dengan gampangnya lalu melukai teman-temannya, adalah perbuatan yang tidak bisa dimaafkan. Raven mengeratkan kepalan tangannya sambil menggigit bibirnya.

“Itu cuma ekor… menyebalkan… kau monster. Kali ini… Aku akan… BENAR-BENAR MEMBUNUHMU!! TUNING!!”

Ledakan hitam keluar dari tubuh Raven, membentuk siluet gagak raksasa yang membentangkan sayapnya. Raven merasakan tubuhnya dibungkus oleh sesuatu yang perlahan memakan kesadarannya. Ini bukan tuning seperti biasa yang dilakukan Raven, karena entah kenapa ia tidak merasakan keberadaan Nevermore yang merasuki dirinya. Tapi ia dapat merasakan kekuatan yang sama, tidak, bahkan lebih besar dari sebelumnya memasuki tubuhnya. Kekuatan yang cukup besar untuk membunuh naga itu.

Siluet gagak yang besar itu kemudian menutupi Raven dengan kedua sayapnya, perlahan siluet hitam itu menghilang dan berubah menjadi jubah hitam yang menutupi tubuh Raven. Jubah hitam yang terlihat compang-camping namun memberikan kesan kalau itu adalah jubah dari bulu burung gagak.

“HUH?! APA INI? APA KAU MERUBAH WUJUD ATAU SEMACAMNYA? TAPI AKU TIDAK MERASAKAN PERBEDAAN-”

Belum naga itu menyelesaikan perkataanya, Raven sudah ada di depan naga tersebut dan langsung mengayunkan Ravenclaw miliknya. Sayatan Ravenclaw meninggalkan tebasan energi hitam seperti cakaran hewan buas namun dalam ukuran raksasa.

“GWAAAARGH!!”

Naga itu meraung kesakitan, tebasan tadi langsung menghancurkan es yang melindungi sisik bagian depannya. Naga itu segera terbang mundur untuk menghindari Raven, namun ia terkejut ketika menyadari Raven sudah tidak berdiri di tempat tadi.

“Rwaaaah!!”

Raven tiba-tiba sudah muncul di belakang naga itu dan mengayunkan Ravenclawnya. Tebasan energi hitam kembali muncul dan melukai punggung naga tersebut. Meninggalkan bekas cakaran yang cukup terlihat pada sisik di punggungnya. Naga itu kembali meraung kesakitan, ia kali ini mengepakkan sayapnya dan terbang ke atas untuk menghindari Raven.

“BAGAIMANA BISA?! KAU HANYA TADI SEORANG MANUSIA LEMAH TANPA KEKUATAN SEBESAR INI!!”

“Fufu… terkejut? Aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Tapi kini kau sudah melihat perbedaanya kan?”

Dalam pikiran Raven kini hanya ada pikiran untuk membunuh naga tersebut, walaupun sekarang ia sendiri berada dalam kondisi setengah sadar. Raven tidak yakin apakah ini karena kekuatan tuning atau rasa amarahnya yang membuat tubuhnya terasa menggebu-gebu dan darahnya terasa bergejolak kencang. Tekanannya terlalu kuat sampai memakan setengah kesadarannya untuk berpikir, tapi satu-satunya yang membuat ia tetap focus adalah membunuh naga di hadapannya.

 Namun naga itu sekarang sedang terbang dan Raven tidak bisa menjangkaunya dalam ketinggian seperti itu. Tapi di dalam pikiran Raven terbesit suatu kata yang bisa menolongnya.

“Nightwing….”

Tiba-tiba dua energi hitam kembali keluar dari punggungnya, yang perlahan membentuk dua buah sayap burung bewarna hitam. Kenapa baru terpikirkan olehnya, Nevermore adalah seekor gagak, tentu saja dia juga bisa terbang dengan mengambil sayapnya.

“APA?!”

 “Sekarang…. Kau akan benar-benar mati!!”

***
Setelah laporan peringatan dari Watcher tadi, kini semua penduduk sudah mengungsi ke tempat yang aman. Kota yang sekarang ini sepi memudahkan Hare untuk menggunakan Beast yang merupakan salah satu hewan pasir ciptaannya sebagai tunggangan.

Ia awalnya sedang ingin keluar kota untuk mencari sesuatu, namun setelah mendengar peringatan dan melihat siluet naga yang mendarat di tengah kota, ia segera memutuskan untuk menuju ke tempat naga itu berada. Walaupun sebenarnya ia tidak peduli kalau naga itu memakan semua penduduk, namun ia mengkhawatirkan satu orang. Orang bodoh yang berlagak menjadi hero itu pasti berada disana dan bertarung dengan naga tersebut.

“Hare, apa yang membuatmu yakin kalau Raven ada disana?”

“Cuma firasatku…. Lagipula…. Aku tahu cara pikirnya yang sederhana itu…. Dan juga bodoh….”

“Aku mengerti….”

“Heeee? Apa kau tersesat juga anak kecil?”

Tiba-tiba terdengar suara yang Hare tidak kenal. Suaranya berat seperti laki-laki, namun nadanya agak tinggi sehingga terdengar seperti laki-laki kekar atau tua. Hare yang menaiki Beast pun segera berhenti. Ia melirik sekeliling, namun tidak ada siapa-siapa. Hare berpikir apa itu cuma halusinasinya saja?

Karena seharusnya tidak ada orang lagi disini. Sudah lima belas menit berlalu setelah alarm peringatan tadi agar para penduduk segera mengungsi dari serangan. Para hero atau ksatria kerajaan pun harusnya tidak ada disini, melainkan bertarung dengan naga untuk mempertahankan kota ini.

“Diatas sini, bodoh….”

Hare langsung mendengok ke atas, ternyata ada seseorang berdiri di atas atap salah satu rumah dekat dengan Hare. Laki-laki itu memiliki figure yang tinggi, rambutnya lebat dan bergelombang sampai menutupi mata kanannya, namun Hare juga tidak bisa melihat mata kirinya karena ia mengenakan kaca monoculus. Jenis kacamata yang biasanya digunakan bangsawan.

Tapi penampilannya terlihat aneh dan norak, yaitu singlet berwarna hitam yang ditutupi dengan bulu lebat seperti mantel berwarna jingga dengan celana jeans bewarna biru. Ia juga mengenakan sarung tangan bewarna hitam, namun tidak mengenakan alas kaki. Cara pakaiannya itu terlihat membingungkan bagi Hare, seperti campuran antara masculine dengan feminim.

“Kau siapa…. Sedang apa disitu….”

“Ayayay, tidak sopan memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan kau, anak kecil. Hehe, sebenarnya aku sedang mencari kamar kecil… tapi aku tersesat. Kau sendiri sedang apa? Anak kecil sepertimu harusnya tidak ada disini, pergilah! Cari ibumu, ini bukan tempat yang aman bagi anak-anak. Hush, hush!”

Laki-laki itu melambaikan tangannya ke Hare seperti ia sedang mengusir burung untuk pergi. Hare tidak mengerti dengan laki-laki ini, selain penampilannya yang aneh, cara bicaranya pun juga aneh. Namun berbicara dengannya hanya akan memperlambatnya saja, jadi Hare memutuskan untuk tidak menghiraukan laki-laki itu dan segera pergi menolong Raven.

Tapi saat Beast hendak kembali melaju, tiba-tiba sekumpulan orang-orangan sawah yang terlihat hidup muncul dari bawah tanah dan menghalangi jalan Hare. Wajah mereka terlihat mengerikan dengan mata merah menyala. Banyak dari mereka membawa senjata tajam seperti celurit dan gunting besar, sementara sisanya memiliki tangan iblis yang menyatu dengan tangan jerami mereka.

“Ugh…”

Hare pun terpaksa menghentikan Beast. Baru kali ini ia melihat monster seperti ini. Mereka bukan makhluk hidup, namun seperti benda mati yang dirasuki oleh sesuatu sehingga membuat mereka hidup. Mereka mungkin orang-orangan sawah milik penduduk desa yang digunakan untuk pertanian. Hare mulai berpikir apakah ini merupakan kekuatan dari naga tersebut.     

“Hei hei! Kau ini, tidak sopan sekali ya! Kan sudah aku bilang, ini bukan tempat untuk anak kecil sepertimu. Lain kali, dengarkan kalau orang dewasa bicara.”

Laki-laki tadi tiba-tiba melompat dari satu atap ke atap yang lain lalu berhenti di atap rumah dimana orang-orangan sawah itu berkumpul di bawahnya. Hare mengeryitkan alisnya, ternyata dugaan dia benar kalau laki-laki ini bukanlah orang baik.

“Siapa kau sebenarnya….”

“Apa kau naksir denganku? Daritadi kau terus menanyakan siapa aku, tapi baik-baik, akan aku beritahu. Namaku Hypnocatrice, kau bisa memanggilku Hypnos. Sisanya tidak penting, TAPI!... aku ingin kau ingat satu hal… Akulah pelaku dalam kejadian serangan naga ini.”

“Apa maksudmu….”

“Kan sudah aku bilang sisanya tidak penting… heh, kau ini benar-benar anak yang nakal sampai membuat orang dewasa ini kewalahan. Yah, jika kau masih keras kepala untuk diam di tempat ini… kau akan menerima hukumannya… Habisi dia!!”

Orang-orangan sawah itu kemudian bergerak sesuai perintah dari Hypnos. Sambil mengayunkan senjata mereka bawa, mereka berlari menerjang Hare. Melihat ukuran mereka yang kalah dengan Beast, Hare masih bisa tenang menghadapi mereka dengan balik menerjang. Tapi melihat jumlah mereka yang banyak dan suka mengayunkan senjata tajam itu, membuat Hare berpikir kembali. Ia tidak tahu apakah senjata itu beracun atau tidak, karena jika menerjang sekarang dengan Beast, Hare kemungkinan bisa terkena salah satu dari senjata tersebut.

“EH, TUNGGU DULU!!”

Pada saat Hare sudah siap dengan pertarungan yang tidak bisa dielakkan itu, tiba-tiba orang-orangan sawah itu berhenti setelah mendengar teriakan Hypnos yang tiba-tiba. Mereka langsung kebingungan sambil menoleh Hypnos di belakang, begitu juga dengan Hare.

 “Apa tadi aku bilang ‘habisi dia’…. Tidak, tidak, tidak… aku tidak suka menghabisi anak kecil… orang dewasa macam apa yang suka membully yang lebih kecil. Kalau begitu, tangkap dia! Jangan biarkan dia lewat dari tempat ini!”

Setelah mendapat perintah yang pasti, orang-orangan sawah itu kembali bergerak menerjang ke arah Hare.

“HEI, INGAT!! JANGAN BUNUH DIA! CUMA TANGKAP!!”

Teriakan Hypnos di tengah gemuruh orang-orangan sawah itu terdengar jelas di belakang. Hare tidak mengerti apakah dia sengaja bersikap seperti itu atau memang laki-laki bernama Hypnos itu aneh. Tapi satu hal yang pasti, ia harus bisa melewati kumpulan makhluk ini sebelum bisa ke tempat naga itu.

Hare segera melompat dari tubuh Beast, membiarkan Beast menerjang sendiri ke arah kerumunan orang-orangan sawah tersebut. Beast menghancurkan orang-orangan sawah tersebut seperti bola bowling yang diluncurkan dan menghancurkan pinnya. Namun sisanya yang selamat, melaju ke arah Hare.

“Sand Construct ‘Squamata’…..”

Hare mengacupkan kedua tangannya di depan dada sambil mengucapkan jurusnya. Sebuah kadal raksasa terbentuk dari kumpulan pasir yang tiba-tiba muncul. Kadal tersebut langsung meliuk melingkari Hare, seolah menjadi tameng baginya. Ekor Squamata menyapu semua orang-orangan sawah yang mendekat ke arahnya, menghancurkannya seketika menjadi tumpukan jerami. Dia juga mempunyai lidah yang panjang yang digunakannya untuk menyerang dari dua sisi.

Squamata adalah hewan yang digunakan Hare untuk pertahanan sementara Beast digunakan untuk menyerang, ini adalah kombo sempurna yang diciptakan oleh Hare. Namun bayarannya cukup setimpal, karena mengendalikan dua hewan besar sekaligus, menguras banyak tenaga Hare kecuali untuk Falco yang ukurannya kecil.

Dihadapan kombo makhluk berdua ini, orang-orangan sawah itu tidak ada apa-apanya. Tinggal menunggu waktu sampai Beast bisa menghabisi mereka semua. Orang-orangan sawah yang tubuhnya hancur, tiba-tiba mengeluarkan asap hitam yang kemudian lenyap di udara. Hare berpikir itu pasti adalah sesuatu yang membuat mereka bergerak. Mungkin itu adalah kekuatan dari laki-laki bernama Hypnos itu, dimana kekuatannya mirip dengan Hare dalam mengendalikan hewan pasirnya. Jika ia bisa mengendalikan sebanyak ini, maka dia bukan orang sembarangan.

“Oya~? Kau sepertinya asik sibuk sendiri….”

Saat Hare memikirkan langkah berikutnya, tiba-tiba Hypnos sudah ada di sampingnya dengan santainya bersender di punggung Squamata, menatap Hare dari dekat.

“Apa?! Sejak kapan laki-laki itu disini?!”

Hare pun mempunyai pertanyaan yang sama dengan Hound. Bagaimana bisa laki-laki ini menyelinap tanpa sepengetahuan Hound yang biasanya mengawasi punggungnya ketika Hare focus dalam pertarungan?

“Itu rahasia~ dasar anjing. Ohya, aku tidak boleh berkata kasar… tapi dia memang anjing, jadi bagaimana?”

“Kau-… unn?!”

Tiba-tiba Hare merasa ngantuk, perlahan kesadarannya mulai menghilang. Squamata dan Beast pun diam dan tubuh mereka perlahan mengikis menjadi pasir, akibat dari Hare yang melepaskan fokusnya. Hare juga dapat melihat Hound yang jatuh tersungkur.

“Kau bocah bandel sih, jadi bobok dulu ya. Aduh, perutku sakit… kamar kecilnya dimana… Ohya, jangan lupa, aku Hypnocatrice, pelaku dari kejadian ini. Ingat! Hypnocatrice! H-Y-P-N-O-…..”

Bahkan setelah semua ini, Hypnos masih mencari kamar kecil. Hare mungkin akan tertawa geli jika ia bisa dan itulah kata terakhir yang di dengar oleh Hare sebelum dirinya benar-benar tidak sadarkan diri.

To Be Continued.
 


Minggu, 21 Februari 2016

Utovertia Chapter 12 : “The Living Legend”



***
Naga, merupakan mysthical beast yang paling tertinggi dan mungkin makhluk yang paling kuat di atas negeri ini. Mereka memiliki sisik yang keras, dapat menyemburkan api dari mulutnya serta memiliki tubuh yang kuat dan besar sehingga dapat mengoyak mangsanya dengan mudah tanpa bantuan sihir. Juga beberapa dari mereka memiliki kemampuan sihir dan bahkan bisa kebal terhadap serangan sihir.

Dari semua fakta itu, tentu saja itu membuat naga adalah makhluk yang paling terkuat dan paling menakutkan. Satu naga sendiri kekuatannya setara dengan 100 pasukan manusia atau lebih. Itulah yang diketahui oleh Frostfilia. Bersama kakaknya, Frostlare yang juga merupakan naga elemen es, mereka berdua adalah makhluk paling ditakuti. Walaupun sebenarnya Frostfilia memilih untuk hidup damai dan tidak menganggu siapapun karena sifatnya yang agak penakut, kakaknya juga memiliki pandangan yang sama namun Frostlare sifatnya lebih berani dan garang daripada dirinya.

Tapi hal itu tidak menimbulkan masalah, karena mereka berdua saling menjaga dan mengingati satu sama lain. Karena menurut Frostfilia, yang kuatlah harus melindungi yang lemah. Sesekali ia menolong manusia yang dalam kesusahan di tempatnya, entah mereka diserang hewan buas seperti ursa atau lainnya. Mereka berdua pun hidup damai, karena manusia pun tidak menganggap mereka berbahaya sehingga tidak memburu mereka.

Namun hal itu tidak bertahan lama. Semua itu lenyap, tempat tinggal, kehidupan dan kedamaian mereka direnggut oleh sosok ksatria hitam yang membawa pasukan terkutuk yang tidak terhitung jumlahnya. Dia disebut sang akhir, The END. Pasukan sang akhir tidak hanya terdiri dari iblis, terdapat juga vampire, zombie, disana juga terdapat makhluk biasa seperti manusia dan elf namun sudah terpengaruh oleh kekuatan END.

Mereka semua tak terhentikan, bahkan para naga pun ketakutan melihat kehadiran END. Keadaan bertambah buruk ketika salah satu dari delapan tetua naga, Elder Dragon Nagares memihak END. Elder Dragon adalah naga yang memiliki pangkat tertinggi diantara semua naga dan rata-rata umur mereka pun sudah mencapai ribuan tahun.

 Dengan kejam Nagares melakukan penyerangan besar-besaran ke pihak naga. Yang ikut END akan selamat, namun yang melawan akan mati di tangannya, itulah tawaran Nagares kepada setiap naga. Dengan bantuan kekuatan dari END, 7 Elder Dragon sisanya tidak mampu menghentikkannya dan akhirnya tewas di tangan Nagares. Frostfilia dan kakaknya menentang END, namun mereka tidak ingin mati di tangan Nagares, jadi mereka memutuskan untuk lari dan bersembunyi ke tempat yang aman sampai ada penyelamat yang bisa mengalahkan END serta pasukannya.

Tapi mereka tidak beruntung, salah satu dari pasukan Nagares berhasil mengejar mereka. Mengetahui salah satu dari mereka tidak akan selamat, kakak Frostfilia menghadang mereka sambil memberi waktu pada dirinya untuk kabur. Ia hendak menolong kakaknya dalam menghadapi pasukan Nagares, namun Frostlare mengumpulkan energy sihir yang besar lalu menabrakkan dirinya ke pasukan Nagares.

Frostfilia tahu apa yang dilakukan kakaknya, itu adalah serangan bunuh diri. Dengan bayaran nyawa kakaknya, Frostfilia berhasil kabur dari pasukan Nagares. Namun Frostfilia merasakan kesedihan yang mendalam, tidak hanya kehilangan teman-teman naganya namun ia kehilangan kakaknya. Sampai saatnya tiba, ia memutuskan untuk bersembunyi di gunung dan meneruskan keinginan kakaknya.

Dan sekarang, waktu itu tiba. Kini di hadapannya ada dua pengikut END yang datang menemuinya dan salah satunya adalah Four Damned Inferno General yang merupakan tangan kanan END. Berita mengabarkan bahwa Inferno General kekuatannya setara dengan END, namun Frostfilia tidak tahu apakah berita itu benar karena tidak ada satupun dari mereka yang pernah melihat wajahnya. Tapi sekarang dia bisa mengujinya.

“MATILAH KALIAN BERDUA!!”

Frostfilia mengangkat tubuh bagian depannya ke atas kemudian membanting lantai kawah dengan kaki depannya, seketika es menjalar dari permukaan tanah tempat Frostfilia berpijak. Es itu terus menjalar dan merambat dengan cepat ke arah laki-laki yang dipanggil Li Feng oleh Inferno General tadi.

“Oh hoh… menarik sekali.”

Li Feng melompat dan menghindari rambatan es tersebut. Jika dia terkena es tadi, tubuhnya pasti langsung membeku. Namun Frostfilia tahu pertarungan melawan salah satu prajurit END tidak akan semudah itu. Apalagi laki-laki itu berhasil menghancurkan es yang melapisi tubuhnya, padahal es yang melapisi tubuhnya memiliki tingkat kepadatan hampir sama dengan baja.

“Oh! Astaga!”

Li Feng mendarat ke tanah, namun kini tanah yang mereka pijak sudah menjadi es sepenuhnya tentu saja membuat kaki Li Feng agak tergelincir ketika menginjaknya. Itu sesuai dengan rencana Frostfilia. Karena menurut analisa Frostfilia, Li Feng adalah tipe petarung jarak dekat dengan tangan kosong dan juga sepertinya tidak bisa menggunakan sihir dalam serangannya. Jadi Li Feng menggunakan kekuatan murni dari tubuhnya untuk bertarung. Tipe petarung seperti ini biasanya akan kesulitan jika kuda-kuda mereka tidak seimbang, dengan begini ia dapat memimpin pertarungan ini.

Namun masalahnya ada pada ratu vampire yang sedang terbang mengawasi dari atas. Frostfilia belum pernah menghadapi vampire sebelumnya. Dan ratu vampire ini bisa terbang, melawan musuh yang juga bisa terbang adalah kelemahan Frostfilia, karena ia tidak bisa menembak dengan tepat.

“Jangan khawatir.”

“HUH?!”

“Kau tidak perlu mempermasalahkan nona Farvale, dia disini hanya sebagai pengamat. Satu-satunya yang perlu kau khawatirkan adalah aku disini.” Ucap Li Feng dengans senyum yang terlihat mengintimidasi. “Dan juga, kami akan pergi dan tidak akan mengganggumu lagi jika kau bisa mengalahkanku, bagaimana? Menarik bukan? Apa hal itu membuatmu bersemangat?”

“DIAM KAU!! AKU SAMA SEKALI TIDAK TERTARIK! AKU AKAN MENGHABISI KALIAN DISINI JUGA!!”

“Nah, itu baru semangat.”

***
Akhirnya dia sudah mulai serius. Jika tidak, pertarungan ini akan menjadi sia-sia.

Li Feng tersenyum, ia membenarkan letak topinya. Baginya, walaupun ini pertarungan yang tergolong mudah namun harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada artinya sebuah pertarungan jika kedua elemen yang beradu tidak mengeluarkan seluruh kemampuan dan kekuatannya dengan maksimal.

“FROST BURST!!”

Naga es itu menembakkan cahaya berwarna biru dari mulutnya, itu adalah gerakan khas sang naga dimana mereka selalu menembakkan energy elemen yang mereka miliki pada mulutnya. Li Feng dapat menghindari semburan es itu dengan mudah, tapi-

“Oh! Astaga!”

Ketika hendak menghindar, kaki Li Feng tergelincir lagi karena lantai kawah yang berubah menjadi es. Li Feng dengan sigap menghentakkan kakinya ke tanah, yang digunakannya untuk mendorong tubuhnya dalam menghindari semburan itu. Namun gerakannya itu sedikit terlambat, tangan kirinya terkena semburan es tersebut.

“HAHAHAHAHAHAHA!!”

Naga itu tertawa terbahak-bahak, sepertinya ia puas membuat satu tangan Li Feng membeku.

“Ada apa Li Feng, aku kira kau akan bertarung dengan cantik dan sempurna. Jika itu adalah Sonetta, pasti aku sudah membunuhnya…”  

“Maafkan aku nona Farvale. Tapi aku bukan petarung yang mengutamakan kecantikan, yang aku suka adalah tantangan. Adrenalin yang memacu darah, membuat kepala terasa panas. Aku ingin mencoba, apakah aku bisa bertarung dengan satu tangan saja.”

“Terserah kau saja, tapi jika gagal, kau tahu akibatnya.”

“Tenang saja, aku juga tidak suka membuat wanita kecewa.”

“KAU MANUSIA, JANGAN BANYAK BICARA. KAU KIRA BISA MELAWANKU DENGAN TUBUH SETENGAH MEMBEKU?!”

Naga itu kembali menembakkan Frost Burstnya ke arah Li Feng. Kali ini Li Feng tidak membuat kesalahan, ia menghentakkan kakinya ke tanah untuk membuat dorongan pada tubuhnya ke samping. Tapi naga es itu juga membelokkan semburan Frost Burstnya ke arah Li Feng. Hal tersebut membuat Li Feng tersenyum.

Ternyata naga ini cukup pintar, jika dilatih dengan benar pasti akan menjadi petarung yang hebat. Sayang sekali, nona Dantalian menginginkannya.

Li Feng pun tidak tinggal diam, ia kembali menghentakkan kakinya ke bawah untuk melontarkan tubuhnya ke atas. Ketika sampai di langit-langit, Li Feng menggunakan salah satu stalaktik sebagai pinjakan kemudian melontarkan tubuhnya kembali tepat ke arah naga tersebut.

“Check mate!”

Tiba-tiba naga itu menutup mulutnya, menghentikan Frost Burstnya. Li Feng mengeryitkan alisnya, ia penasaran apa yang dilakukan naga itu.

“TIDAK SAMA SEKALI!! FROST LANCE!!”

Saat jarak Li Feng dengan naga itu sudah dekat, naga itu mengangkat kedua kaki depannya ke atas lalu menghentakkannya ke bawah dengan keras. Batu es besar berbentuk lancip yang jumlahnya tak terhitung keluar dari bawah, seperti ombak yang merembes ke seluruh kawah tersebut. Farvale tidak terkena karena batu es itu hanya muncul dari bawah. Kini lahan es tadi berubah menjadi tempat berbahaya dengan ribuan batu es tajam yang mencuat.

“HAHAHAHAHA, MATI KAU MANUSIA!! KALI INI GILIRANMU! RATU VAMPIR!”

“Aku rasa tidak~”

“HUH?”

“Sebelum kau menyerukan kemenanganmu, harusnya kau memeriksa lawanmu terlebih dahulu…”

Ternyata Li Feng bersembunyi di bawah perut naga itu, ia tahu satu-satunya tempat dimana tombak itu tidak akan mengenainya selain bisa terbang, itu adalah di bawah perut naga itu sendiri. Tadi Li Feng sempat memacu dorongan tubuhnya dengan teknik Howling miliknya, menggunakan suara sebagai inti dari serangannya. Dan sekarang adalah waktu yang tepat mengakhiri pertarungan mereka berdua.

“Howling Knuckle!!”

“GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH!!”

Naga itu terpental ke atas setelah terkena pukulan Howling milik Li Feng, menghancurkan seluruh es yang menyelimuti sisiknya dan membuatnya tanpa pertahanan. Namun serangan Li Feng lebih dari menghancurkan perisasi dari naga itu, suara yang dihasilkannya memberi langsung pada organ dalam naga tersebut. Akhirnya naga itu pun jatuh tersungkur tidak sadarkan diri.

“Apa kau membunuhnya?” Tanya Farvale yang terbang merendah mendekati Li Feng.

“Tentu saja tidak, aku sudah mengukur segalanya. Pukulan itu hanya membuatnya pingsan.”

“Ka-…. Kak….”

Naga itu sempat mengucapkan kata terakhirnya sebelum akhirnya benar-benar tidak sadarkan diri. Li Feng tersenyum lalu memberi hormat pada naga tersebut.

“Tadi itu pertarungan yang menarik. Frostfilia, nama yang cantik… cocok untuk naga seperti anda. Sebagai tanda hormat, aku akan selalu mengingat nama tersebut.”

Tidak lama kemudian terdengar suara tepuk tangan yang pelan, bersamaan dengan langkah kaki kecil yang terdengar mendekati Li Feng. Laki-laki itu pun menoleh ke belakang, sosok anak perempuan berambut pirang diikat twintail, mengenakan pakaian yang berjumbai dan nampak meriah karena terdapat banyak symbol pada motif pakaiannya. Li Feng langsung mengenali sosok figure tersebut, karena hanya ada satu orang yang mengenakan pakaian aneh.

“Kerja bagus, Li Feng. Aku tahu aku dapat mengandalkanmu~.”

“Nona Dantalian terlalu memuji, ini merupakan tugas yang cukup mudah bagi saya.”

“Oya~? Oh, kenapa dengan tanganmu?”

Dantalian menunjuk tangan kiri Li Feng yang masih membeku. Tanpa ada rasa khawatir di wajahnya, Li Feng memutar lengan kirinya dengan pelan. Es yang membungkus seluruh lengannya tiba-tiba hancur seketika dan membuat tangan Li Feng bisa bergerak bebas kembali.

“Ah, ini bukan apa-apa.”

“Heeee~ begitukah, aku ingin tubuh kuat seperti itu… tapi terlalu berotot akan merusak penampilanku.”

“Ngomong-ngomong, Dantalian. Apa yang kau rencanakan pada naga ini?” Tanya Farvale yang mendekati mereka berdua.

“Rahasia~ tapi yang pasti aku ingin memberikan ini sebagai hadiah pada kandidatku. Untuk mengetes apakah ia pantas menerimanya atau tidak~”

“Kandidat?”

Li Feng berpikir apakah yang dimaksud dengan kandidat adalah nona Hare Labrador, karena ia sempat mendengar kalau anak itu memiliki bakat yang diinginkan oleh nona Dantalian. Dan saat perjalanan kesini, ia sempat melihat nona Hare sedang berada di kota. Ia penasaran dengan rencana Dantalian, namun mengetahui sifat gadis itu, ia pasti tidak akan mendapat jawaban yang pasti.

***
“Ah, akhirnya…”

Raven akhirnya bisa menarik nafas lega. Setelah menghabiskan tiga hari perjalanan, dia dan Luciel sampai di penginapan kota Amaryliss. Raven tidak menyangka jika tempatnya lumayan jauh sehingga mereka harus tidur di alam luar ketika malam menjelang. Ia hanya bisa tidur beberapa jam karena harus menjaga Luciel dan Alynn dari hewan buas yang bisa menyerang kapan saja.

“U-uuuh, Raven, ini… vitamin lagi. Aku-… minta maaf.”

Luciel menyodorkan sebuah pil pada Raven. Itu adalah pil vitamin untuk menambah stamina, menurut keterangan Luciel. Raven sudah meminumnya tiga kali ketika dalam perjalanan menuju ke kota Amaryliss. Dan efek obat itu sudah terasa, Raven tidak terlalu merasa kelelahan karena kurang tidur.

Dan alasan kenapa Luciel meminta maaf pasti ia merasa bersalah karena masalah Raven kurang tidur. Tapi bagi Raven, membantu temannya adalah hal yang penting. Tentu saja ia tidak bisa marah pada Luciel yang polos.

“Ah, tidak apa-apa. Terima kasih banyak, Luciel.”

Raven mengambil pil tersebut dan langsung menelannya. Walaupun rasanya agak pahit, tapi itu sudah biasa bagi Raven. Karena dirinya lebih tidak tahan jika harus memakan makanan yang terlalu manis.

“Ah-”

“Ada apa, Raven?”

“Tidak apa-apa.”

Raven sebenarnya teringat oleh Alynn. Gadis kecil itu berpamitan dengannya ketika sudah sampai di kota Amaryliss. Alynn mengatakan kalau dia ingin mengecheck papan quest di kota lalu menjalankan misi pertamanya. Karena berkat Alynn tidak ada, Luciel menjadi tenang. Tidak seperti tiga hari sebelumnya, bahkan tidur pun mereka tidak mau berdampingan, harus terpisah sehingga Raven harus menjaga di tengah untuk mengawasi mereka berdua.

“Raven, aku sudah selesai menaruh barang bawaanku. Apa kau ingin tidur? Aku bisa pergi keluar sebentar agar tidurmu nyenyak.”

“Ah, tidak apa-apa. Aku juga ingin keluar, lagipula hari masih siang.”

“Uun, aku mengerti. Sekalian kita melihat-lihat kota, aku ingin membeli sesuatu disana.”

“Hn, ide bagus. Mungkin aku bisa menemukan hal yang menarik.”

 “Asal kita tidak bertemu dengan iblis Alynn itu lagi….”

“Eh? Kau bilang apa, Luciel?”

“Hawawa? Tidak, bukan apa-apa.”

Walaupun tidak terdengar jelas, namun Raven dapat mendengar kata Alynn dari ucapan Luciel tadi. Mungkin dia ingin agar tidak bertemu dengan Alynn lagi di kota. Sebaiknya memang begitu, jika bertemu mereka berdua akan kembali ribut dan menjadi perhatian warga di kota. Walaupun sebenarnya Raven merasa agak sedih karena kedua temannya tidak bisa akur, namun ia juga tidak bisa berbuat banyak karena ras mereka.

***
“Ooh, mereka banyak menjual sayuran dan buah-buahan.”

Raven terkejut, baru kali ini ia melihat pasar yang menjual aneka sayuran dan buah-buahan saat melihat-lihat bersama Luciel. Biasanya di tempat yang ia lewati, stand seperti ini jarang ditemukan. Namun di kota Amaryliss ini malah jumlahnya membludak.

“Iya, kota Amaryliss dikenal sebagai penghasil kota penghasil panen yang baik. Tanah mereka begitu subur, bahkan katanya apapun yang ditanam disini akan tumbuh dengan baik.”

“Hm… benar juga, ukuran buahnya lebih besar dan nampaknya segar.”

“Itu karena gunung berapi di dekat kota Amaryliss sering meletus.”

“Heh? Maksudnya?”

“Fufun, Raven tidak tahu ya. Magma pada gunung berapi dapat membuat tanah subur. Tapi tenang saja, gunung itu sekarang sudah tidak aktif lagi. Dulu, warga kota Amaryliss menderita karena harus mengungsi setiap gunung akan meledak, namun sekarang mereka menjadi kota paling besar karena kekayaan hasil panennya.”

“Ooooh, aku mengerti. Ini yang namanya berkah setelah penderitaan mereka.”

“Muuu, jangan berkata seperti itu Raven. Tidak selamanya berkah selalu datang hanya ketika ada penderitaan.”

“Ah, iya maaf.”

Raven tidak mengerti kenapa Luciel nampaknya marah dengan ucapannya. Tapi Raven tidak suka membuat hati temannya terluka lebih dari itu, sehingga ia memilih untuk diam dan meminta maaf pada Luciel.

“Buah-buahan itu nampak lezat. Raven, mungkin kita harus membelinya beberapa.”

Seperti biasa Nevermore muncul dengan tiba-tiba dan terbang di samping Raven. Raven pun sudah terbiasa dengan itu, Nevermore memang banyak bicara dan mungkin itu karena dulu ia kesepian mengetahui tidak ada orang yang bisa melihatnya selain Raven. Dan sekarang bertambah satu, yaitu Hare Labrador yang juga membuat kontrak dengan Mysthical Beast.

“He, memang kau bisa memakannya? Tubuh utuh saja tidak punya.”

“Tentu saja kau yang memakannya, Raven. Jangan lupa, kita adalah satu. Apa yang kau rasakan, aku dapat merasakan.”

“Iya-iya, aku tahu.”

Raven hanya bisa tersenyum melihat tingkah Nevermore, sepertinya gagak itu memang agak sentiment mengenai tubuhnya yang hanya asap. Kemudian Raven tersadar suatu hal, Luciel menatap dirinya dengan tatapan terlihat khawatir. Ia pun segera menanyakannya.

“Uun, ada apa Luciel?”

“Itu, sebenarnya aku penasaran Raven… soal itu… itu…-”

“??”

“Ah, itu….- tidak jadi, ma-maaf…”

Luciel menundukkan wajahnya lalu menggeleng sendiri. Raven penasaran dengan apa yang hendak ditanyakan Luciel, tapi ia juga tidak bisa memaksa jika Luciel tidak mau menanyakannya. Nevermore juga mendadak diam lalu menghilang menjadi asap. Raven pun memutuskan untuk melihat-lihat selosok kota yang luas itu lagi. Namun Raven tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak enak, perasaan yang tidak pernah Raven rasakan sebelumnya. Entah kenapa, ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi, namun ia tidak yakin apa itu, seolah intuisinya hendak memberi tahu sesuatu.

“Ada apa, Raven? Wajah Raven nampak pucat, apa Raven sakit?”

“Eh- ah-…”

Pertanyaan Luciel membuat Raven tersadar kembali dari lamunannya.

“Aku tidak apa-apa, hanya agak melamun sedikit.”

“Jangan paksakan dirimu, Raven. Kalau begitu, aku antar kembali ke penginap- Hachuuhh!!”

“Luciel, kau tidak apa-apa?”

“Uuun, perasaanku saja atau tiba-tiba jadi dingin….”

Luciel memeluk tubuhnya sendiri yang mulai merinding seperti ciri orang kedinginan. Namun tidak hanya Luciel saja yang merasakannya, Raven pun mengalami hal yang sama. Rasa dingin yang menusuk tulang, padahal cuaca pada siang itu cerah dan matahari menyinari dengan terang, tidak ada tanda akan terjadi hujan atau badai.

“Huh? Kenapa ini?!”

Raven langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Itu adalah suara salah satu pemilik stand buah-buahan di dekat sana. Raven menyadari apa yang membuat pedagang di dekatnya berteriak seperti itu, beberapa buah-buahan yang dijualnya membeku menjadi sebongkah es batu besar. Dan pedagang lainnya pun mengalami hal yang sama, beberapa buah-buahan mereka pun ikut membeku.

“Hwaaaah, gawat!! Kakak Raven!”

“Bwaugh-?!”

Tiba-tiba Raven merasakan seseorang menimpa punggungnya dan bergelantung di lehernya. Rasanya tidak terlalu sakit karena orang yang melakukan hal itu memiliki tubuh yang kecil. Dari suaranya yang agak nyaring dan logatnya yang memanggil Raven dengan ucapan kakak, hanya ada satu orang yang melakukannya.

“Ugh, ada apa Alynn?”

“Tsk…..”

Luciel mendesis, ekspresi wajahnya nampak tidak senang ketika Alynn kembali ke kelompok mereka. Namun bukan saatnya untuk mengkhawatirkan hubungan mereka berdua yang tidak akur. Alynn terlihat sangat panik, ia sekarang menarik-narik lengan baju Raven sambil melompat. Tingkah lakunya terlihat lucu, seperti anak kecil yang baru mendapat hadiah namun wajahnya yang cemas membuat Raven menanggapi kelakuan Alynn dengan serius.

“Uwa- itu- atas, terbang- kepala!!”

“Tenangkan dirimu, Alynn. Aku tidak bisa mengerti apa yang kau ucapkan…”

“Itu! Anu- ada sesuatu yang datang!! Disana!”

Alynn menunjuk ke suatu arah, Raven pun melihat ke arah yang ditunjuk Alynn. Dari arah barat daya, Raven melihat siluet hitam kecil yang terbang di langit. Orang biasa mungkin tidak dapat melihat titik hitam di langit itu, namun berkat penglihatan milik Nevermore yang tajam, Raven memiliki kemampuan untuk melihat dalam kegelapan atau dari kejauhan.

Siluet itu memiliki dua sayap, kepala yang panjang dengan empat pasang kaki dan ekor. Raven langsung mengetahui apa itu, seekor naga. Raven terkejut, ia tidak menyangka kalau naga itu ternyata ada. Selama ini ia mengira kalau naga itu hanya dongeng tiap malam yang ia dengar, dan ketika melakukan perjalanan pun ia tidak pernah bertemu dengan salah satu dari mereka. Namun ini bukan berita yang menggembirakan, entah kenapa Raven dapat melihat aura hitam keluar dari tubuh naga tersebut, melihatnya saja membuat Raven tidak enak badan.

Dan tidak lama lagi, naga itu akan sampai ke tempat ini.

“Itu naga! Kalian semua! Cepat mengungsi!”

Para penduduk yang mendengar teriakan Raven kebingungan, mereka saling melihat satu sama lain. Bukannya lari dan cepat mengungsi seperti kata Raven, mereka malah terlihat ragu dengan peringatan Raven. Namun itu tidak lama, karena sebuah raungan yang keras terdengar membelah langit dan menusuk telinga mereka. Dari suaranya, naga itu sudah semakin dekat.

“I-itu benar-benar naga!”

“Cepat lari! Selamatkan jiwa kalian!”

“Ayo cepat, segera mengungsi.”

Para penduduk pun baru menyadari peringatan dari Raven dan segera lari menyelamatkan diri, pergi ke tempat yang aman. Para pedagang pun segera lari meninggalkan stand jualan mereka, karena mereka tahu tidak ada waktu untuk menyelamatkan barang jualannya. Walaupun dalam kondisi panik, namun tidak terjadi saling dorong ketika menyelamatkan diri, seperti sudah biasa melakukannya. Raven pun akhirnya bisa bernafas lega karena peringatannya didengar oleh mereka.

“Usaha bagus, Raven. Dengan begini, korban bisa diminimalisir.”

“Mustahil… kenapa tidak ada peringatan dari Watcher, harusnya bahaya macam seperti ini harus segera diumumkan agar tidak menelan banyak korban…”

Luciel nampak kebingungan dengan situasi ini. Walaupun Raven sebenarnya tidak terlalu mengerti cara kerja Watcher, tapi dari cara Luciel bicara, sepertinya Watcher juga bertugas untuk memperingati kota yang hendak diserang oleh bahaya.

“Luciel, Alynn… disini tidak aman, kalian juga harus segera mengungsi.”

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dan bersinar di hadapan Raven. Itu adalah tanda urgent quest, quest yang datang secara tiba-tiba dan memiliki waktu sebelum quest itu menghilang. Karena urgent quest merupakan quest darurat dan harus segera diselesaikan.

Raven mengetahui hal itu karena Raven pernah mendapat urgent quest sebelumnya, yaitu urgent quest untuk menyelamatkan Luciel ketika diserang Ursa. Cahaya itu mulai redup, sebuah gulungan terlihat melayang di dalam cahaya tersebut. Cahaya itu langsung menghilang ketika Raven mengambil gulungan di dalamnya.

“Uwah! Alynn juga dapat!”

Tentu saja, semua Hero Candidate yang berada di dekat kejadian quest itu berlangsung akan mendapatkan urgent quest ini.

“Urgent Quest rank SSS?” Raven terkejut melihat level pada ranking quest tersebut. Ranking quest biasanya terdiri dari A sampai E. E merupakan nilai terendah dan A merupakan nilai tertinggi, semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi heroic point yang akan diterima, namun semakin tinggi juga bahaya yang akan dihadapi. Dan ada juga rank S yang berada di atas ranking A, yang konsekuensinya adalah kematian bagi yang akan menjalankan quest ini.

Tapi ranking SSS, baru pertama kali Raven melihatnya. Dan quest ranking SSS itu adalah-

“Membunuh naga yang akan datang menyerang kota Amaryliss…”

Benar-benar misi yang mustahil, melawan Ursa yang ukurannya sedikit lebih besar dari dirinya saja sudah kewalahan. Apalagi harus melawan naga, dari kejauhan pun sudah dapat terlihat seberapa besar ukuran naga tersebut. Dan menurut legenda, naga itu adalah makhluk yang sangat kuat dan mematikan.

“Uwah! Melawan naga, sepertinya menarik. Kakak Raven, ayo kita coba.”

Alynn malah terlihat senang di tengah suasana yang gawat ini, mungkin ini merupakan sifat alaminya sebagai iblis.

“Itu mustahil! Raven, ayo kita juga harus mengungsi. Urgent Quest sudah diturunkan, berarti Watcher sudah memperingati semua penduduk. Kita juga sebaiknya pergi.”

“Mou, kau diam saja malaikat pengecut. Biar Alynn dan kakak Raven yang menghadapi ini. Ayo, kakak Raven, kalau berdua, kita pasti bisa mengalahkannya. Dan nilainya cukup besar. ”

“Apa kau bilang?!”

“Apa kau tuli sampai tidak mendengar kata Alynn, hah?!”

Mereka mulai lagi, saling beradu mulut dan argument mereka yang berbeda sebagai malaikat dan iblis. Raven juga sedang memikirkan hal yang mereka debatkan, apakah dirinya melawan naga ini atau lari ke tempat yang aman. Ini adalah tugasnya sebagai Hero untuk menolong orang yang kesusahan, dan orang-orang di kota Amaryliss sedang bahaya. Namun ancaman ini adalah naga, berbeda jauh dengan Quest sebelumnya yang dijalani Raven. Jika gagal, maka kematian yang akan menantinya. Tapi jika ia lari, ia tidak akan bisa menjadi pahlawan sesuai mimpinya.

“Raven, tenang saja. Apapun keputusanmu, aku akan selalu mendampingimu.”

Nevermore muncul dan memberi semangat padanya. Raven membalas dengan senyuman. Walaupun gagak ini terkadang tidak berguna, namun ia merasa senang karena kini ada orang yang selalu mendukungnya. Tidak selalu sendirian seperti dulu.

Raven mulai memikirkan semua perjuangan dan latihannya yang selama ini telah ia lakukan, demi mengejar impiannya menjadi seorang pahlawan seperti Percival. Ini adalah ujian baginya, jika ia gagal menaklukkan naga ini dan menyelamatkan orang-orang, maka ia tidak pantas menjadi pahlawan. Dan itu sama saja dengan mati, karena sekarang itu adalah tujuan hidupnya.

Jika bukan ia seorang Hero Candidate yang akan menghentikkan naga tersebut untuk merusak kota, lalu siapa lagi. Dengan pemikiran sederhana tersebut, Raven menguatkan hatinya. Tidak ada waktu untuk ragu lagi. 

“Alynn, Luciel….”

“??”

Mereka berdua langsung diam dan menatap Raven.

“Kalian pergilah ke tempat yang aman… aku-… akan melawan naga tersebut.”

To Be Continued.