***
Raven’s
Heart Room BGM : https://www.youtube.com/watch?v=hx102NjYwqk
(Quiet Water)
“Huh?”
Semuanya
nampak bewarna hitam bagi Nevermore. Ia tahu, itu terjadi karena ia menutup
kedua matanya.
“Apakah
aku sempat tidak sadarkan diri?”
Nevermore
berusaha mengingat kembali dengan hal yang terakhir terjadi menimpanya. Setelah
beberapa lama menit berlalu, akhirnya Nevermore mengingatnya. Dia dan Raven
sedang berhadapan dengan naga yang mengamuk di kota Amaryliss. Saat itu Raven
terkena hempasan ekor naga itu, membuat gadis itu terpental dan membentur
tembok di belakangnya. Dan karena kontrak Nevermore dan Raven, Nevermore
merasakan dampak serangan itu dan membuatnya tidak sadarkan diri. Dampak rasa
sakitnya begitu besar karena dia hanya seekor burung.
“Itu
salahku, aku terlalu lengah dan membiarkan Raven terluka….”
Nevermore
sangat peduli terhadap Raven, sebagai hewan kontraknya. Dia akan melindungi
Raven dan memberikan gadis itu kekuatan sesuai dengan kontrak yang sudah
disepakati. Namun ia gagal, ia gagal menjalankan tugasnya, ia membiarkan Raven
terluka dan meninggalkannya begitu saja. Ia mysthical beast yang payah, seperti
kata Raven dulu.
Tapi
ia bisa bernafas lega, Raven masih hidup. Ia tahu karena dirinya juga masih
hidup. Nevermore pun membuka kedua matanya. Hal yang dia lihat adalah
kegelapan, seperti ruang luas yang tidak diberi penerangan. Dan dia berdiri di
atas sebuah tiang yang tinggi. Ini adalah ruang hati Raven. Ketika Nevermore
tidak di luar menemani Raven, maka ia akan berada disini karena kontrak.
Semuanya
terlihat kecil di atas sana, karena sesungguhnya bentuk asli Nevermore adalah
monster gagak raksasa dengan sebuah tengkorak kepala burung yang menutupi
wajahnya. Wujud ini hanya ia miliki ketika di dalam ruang hati Raven.
“Hm…
lega rasanya ruangan ini tidak berubah sama sekali, mungkin sebaiknya aku cepat
melihat keadaan Raven…- Huh?! Sejak kapan ada pintu itu?!”
Nevermore
terkejut ketika melihat dua buah pintu di depannya. Pintu itu harusnya hanya
ada satu, karena pintu itu menggambarkan hati Raven. Jika ia masuk ke sana, ia
dapat melihat semua hal tentang Raven, hal itu dapat kenangan, ingatan atau hal
yang disukai gadis itu. Namun sekarang ia tidak bisa masuk ke sana, karena
Raven belum sepenuhnya membuka hatinya pada Nevermore.
Tapi
ini merupakan masalah yang besar, Nevermore selama ini tidak pernah melihat
pintu itu. Dan pintu itu menandakan ada orang lain yang berada disini selain
dirinya. Tanpa berpikir panjang Nevermore segera terbang ke atas menemui Raven.
Langit-langit ruangan itu merupakan jalan keluar dari ruang hati milik Raven.
Saat ia keluar dari sana, tubuhnya menyusut menjadi ukuran gagak yang normal,
seperti biasanya.
“Oh,
Nevermore kau sudah sadar? Aku bersyukur kau tidak apa-apa.”
Salam
hangat dari Raven langsung menyapanya ketika keluar dari ruang tersebut.
Nevermore sedikit kebingungan, ia segera menganalisa keadaan sekitar. Sekarang
Raven bersama Luciel berjalan di jalan setapak yang ada di hutan.
“Ada
apa Nevermore? Tidak biasanya kau diam saja….”
“Raven,
apa yang terjadi dengan naga itu?”
“Ah,
ceritanya panjang… entah kenapa aku bisa mengalahkannya lalu tiba-tiba kami
menjadi teman. Pasukan kerajaan lalu muncul dan mengurus sisanya. Kurang lebih
seperti itu.”
“Aku
mengerti…. Senang dirimu baik-baik saja.”
Nevermore
tidak perlu membutuhkan detail lebih lanjut, bagi dirinya, Raven selamat dan
berhasil melaksanakan apa yang gadis itu inginkan sudah cukup baginya.
“Nevermore,
maafkan aku… kau sudah membuatmu terluka dan menjadi seperti itu…”
“Tidak,
ini semua salahku. Harusnya aku yang menjagamu dan aku gagal saat itu.”
“Apa
kau tidak apa-apa? Serangan yang lalu itu membuatmu pingsan dan tidak sadarkan
diri.”
“Tidak
apa-apa, aku ini Mysthical Beast, memiliki fisik yang lebih kuat dari manusia
biasa. Dan aku sempat lengah saat itu.”
“Oh….”
Nevermore
senang Raven mengkhawatirkan dirinya. Gadis itu perlahan berubah dari gadis
yang sinis menjadi gadis yang baik padanya. Nevermore bersyukur karena terdapat
perkembangan antara mereka berdua. Awalnya ia sempat khawatir jika Raven terus
menolaknya, maka kontrak mereka akan terputus dengan sendirinya. Nevermore
membutuhkan Raven untuk mendapatkan tubuh yang sempurna dan Raven membutuhkan
kekuatannya, ini merupakan simbiosis mutualisme. Memikirkan hal itu, Nevermore
sempat melupakan tujuan utamanya keluar dengan tergesa-gesa tadi.
“Ohya,
Raven. Apa kau tidak apa-apa?”
“Huh?
Apa maksudmu?”
“Apa
kau tidak merasa aneh pada dirimu atau semacamnya? Atau ada sesuatu terjadi
padamu ketika melawan naga itu?”
“Huh?
Aku rasa tidak…. Kenapa kau mempertanyakan hal itu?”
“Tidak
apa-apa, hanya ingin bertanya saja.”
Berarti
Raven sendiri tidak menyadari kalau ada orang lain di tubuhnya. Nevermore pun
berpikir mungkin dirinya harus memeriksa pintu itu lebih lanjut ketika ia
selesai mengawasi Raven. Kemungkinan yang ada di pintu itu banyak, bisa
kekuatan atau kenangan, namun pastinya itu bukan milik Raven.
“Ngomong-ngomong
Raven, sekarang kita akan pergi kemana?”
“Kerajaan
Fortune Barat. Luciel akan melanjutkan latihannya disana.”
“Aku
mengerti…. ”
Nevermore
langsung masuk kembali ke ruang hati Raven dalam sekejap mata. Ia
mengkhawatirkan keberadaan pintu kedua itu, karena mungkin ada pihak ketiga
yang mengancam kontrak mereka. Nevermore sekarang sudah berdiri di depan pintu
itu. Pintu itu bewarna hitam dengan ukiran bunga emas, bentuknya persis dengan
pintu milik Raven. Walaupun bentuknya sama, namun Nevermore tahu persis yang
mana milik Raven.
Nevermore
tidak tahu apakah dia bisa menghancurkan pintu itu, oleh karena itu ia sekarang
membuka pintu tersebut. Namun saat hendak mengetuk pintu itu, paruh Nevermore
melewati pintu itu saat akan mengetuknya.
“Huh?!”
Nevermore
terkejut, tubuhnya terdorong ke depan karena kehilangan keseimbangan. Namun
seluruh bagian tubuhnya menembus pintu itu seolah pintu itu tidak berada disana,
seperti hanya sebuah banyangan.
“Apa
maksudnya ini…. Aku tidak habis mengerti…. Apakah pintu ini cuma bayangan dari
pintu Raven?”
Nevermore
kembali bergerak melewati pintu, untuk memastikan sekali lagi. Dan benar saja,
seluruh bagian tubuhnya menembus pintu itu.
“Aku…
tidak mengerti….”
Tapi
jika Raven tidak mengalami masalah pada dirinya, maka kemungkinan pintu ini
tidak berbahaya. Dan itu sudah cukup baginya. Raven adalah prioritas utama,
jika dia tidak mengalami masalah, maka Nevermore bisa tenang. Untuk sementara,
Nevermore akan mengabaikan keberadaan pintu tersebut.
Saat
Nevermore mulai sedikit agak tenang, tiba-tiba ia merasakan dunia tempat ia berada
sekarang terguncang seperti terkena gempa bumi. Itu adalah tanda sesuatu
terjadi pada Raven. Nevermore pun bergegas keluar dari dalam tubuh Raven. Saat
ia diluar, sesuatu mengejutkan telah terjadi. Tubuh Raven tergeletak di tanah,
dan kedua mata gadis itu terpejam tidak sadarkan diri.
“Awawawa!?
Ra-Raven?! Apa yang terjadi?! Raven, bangunlah!!”
Hal
itu tidak hanya mengejutkan Nevermore, Luciel pun terkejut dan ia menjadi panik.
Gadis kecil itu mengguncang tubuh Raven, namun tidak ada respon dari Raven.
“Apa
maksudnya ini…. Raven! Kau mendengarku?!”
Nevermore
berusaha mengajak bicara Raven yang tidak sadarkan diri, namun itu hal yang
bodoh. Tentu saja Raven tidak membalas. Ia sempat mengira kalau Raven sedang
mengerjai Luciel, namun itu mustahil karena Raven bukan tipe orang yang
humoris. Nevermore pun segera melihat sekeliling, menemukan petunjuk yang
menyebabkan Raven jatuh pingsan tiba-tiba. Namun nihil.
“O-oi!
Kau! Nurse Angel! Apa yang terjadi pada Raven?! Katakan padaku!”
Namun
Luciel tidak menjawab. Tentu saja, Nevermore lupa kalau eksistensinya tidak
dapat dilihat oleh orang lain. Hanya Raven saja yang dapat melihat dan
mendengar suaranya. Hal ini membuat Nevermore tidak berpikir jernih. Ia mulai
memikirkan segala kemungkinan mereka akan diserang pada saat kondisi ini. Nurse
Angel itu tidak bisa diandalkan jika dalam bertarung, dia hanya untuk support.
Dan dia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya jika Raven tidak sadarkan diri. Ini
merupakan hal buruk bagi Nevermore.
***
“Bangunlah,-----”
“Uuuuh?”
Di
tengah kilauan cahaya putih yang terang, Raven mendengar sebuah suara perempuan
yang lembut. Suara itu mengingatkannya pada sesuatu, tapi ia tidak dapat
mengingatnya. Namun saat mendengar suara tersebut, Raven merasa sedih yang
bercampur dengan rindu. Seakan suara itu adalah milik seseorang yang sangat
penting bagi Raven.
“Uuu—aaaa….”
Raven
berusaha mengeluarkan suara, namun yang keluar tidak sesuai dengan
keinginannya. Yang keluar dari mulutnya malah suara tidak karuan.
“Ah,
kau manja sekali sini… mama gendong.”
Mama?
Apakah itu suara ibunya? Namun Raven tidak bisa melihat apapun di tengah
kilatan cahaya itu. Sampai sebuah siluet tangan perlahan mendekati wajahnya,
membuat Raven tersadar.
“Hawa?!
Raven! Syukurlah, kau sudah sadar!”
Saat
gadis itu membuka kedua matanya, hal yang pertama dia lihat adalah Luciel
dengan mata berair yang memeluknya dengan erat. Raven sempat terkejut melihat
kejadian yang tiba-tiba itu.
“E-eh?
Luciel?”
“Hwaa…..
Kau membuatku takut, Raven! Tapi-tapi-tapi…. Syukurlah kau tidak apa-apa….”
Raven
dapat merasakan pundaknya basah karena air mata Luciel. Raven kebingungan
dengan apa yang terjadi. Hal yang terakhir ia ingat adalah ia dan Luciel sedang
jalan kaki pada jalan setapak dalam perjalanan menuju kerajaan Fortune Barat.
“Luciel….
Apa yang terjadi?”
Mendengar
pertanyaan Raven, Luciel melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Gadis
kecil itu sepertinya berusaha menenangkan dirinya sebelum menjelaskan hal itu
pada Raven.
“Raven
tadi pingsan tiba-tiba… itu membuatku terkejut. Walaupun panik, aku berusaha
mengobati Raven, tapi tidak ada hasil sama sekali… Aku sempat bingung harus
bagaimana….”
“Ah….
Begitu, sepertinya terlalu aku memaksakan diri…”
“Eh?
Maksud Raven?”
“Ti-tidak,
bukan apa-apa.”
Raven
tidak ingin membuat Luciel khawatir. Sebenarnya Raven merasakan rasa sakit yang
luar biasa saat selesai menggunakan Tuning di hari ia menyelamatkan Frostfilia.
Awalnya tidak terlalu sakit, namun semakin hari berlalu, rasa sakit itu semakin
menjadi. Walaupun Raven berusaha menahannya, tidak memberi tahu siapapun agar
tidak khawatir padanya. Dan sepertinya tadi adalah batasnya, tapi Raven
bersyukur, rasa sakit itu sudah tidak terasa lagi sekarang. Mungkin hal yang ia
butuhkan adalah istirahat yang cukup.
“Tapi
untung saja, kakek yang baik ini datang dan memberi tumpangan untuk pada kita.”
Raven
langsung menoleh ke kursi depan tempat biasanya pengemudi duduk untuk mengatur
laju kuda yang menarik kereta. Disana terdapat seorang laki-laki tua, dapat
dilihat dari kulitnya yang mengkriput dan rambutnya yang putih. Laki-laki itu
mengenakan pakaian kusam dan topi seperti petani. Kakek tua itu menoleh ke arah
Raven dan tersenyum.
“Syukurlah
kau tidak apa-apa, gadis kecil. Untung saja kakek lewat tadi.”
“Ah,
terima kasih… ngomong-ngomong kakek siapa?”
“Dia
adalah kakek George. Kakek ini adalah penduduk kota Amaryliss.”
Luciel
menyela di tengah percakapan mereka berdua.
“Ha
ha ha… benar sekali. Kakek juga sudah mendengar tentangmu dari Luciel. Kau Hero
Candidate yang memperingatkan orang-orang kota saat itu kan… Kakek berterima
kasih padamu. Memang kota kita hancur karena naga itu, namun berkat
peringatanmu… tidak ada satu orang yang terluka. Nyawa itu lebih berharga
daripada materi….”
“Ah,
kakek terlalu memujiku… aku hanya melakukan tugasku sebagai Hero Candidate…”
Raven
tidak biasa menerima pujian, jadi mendengarnya langsung membuatnya sedikit agak
malu. Namun kakek itu tertawa melihat reaksi Raven.
“Ha
ha ha… anak muda sekarang memang bersemangat. Kakek suka itu.”
“Ohya,
ngomong-ngomong apa yang kakek bawa ini?”
Raven
penasaran melihat beberapa kotak di atas kereta yang terletak di dekatnya.
“Buah
dan sayuran dari kota Amaryliss. Kakek sudah biasa mengantar stok ke kerajaan
Fortune Barat. Untung saja naga itu tidak merusak semuanya, ha ha ha.”
“Tahukan
Raven? Kerajaan Fortune Barat adalah kerajaan yang terkenal dengan sastra dan
seni. Jadi di kerajaan itu hanya menjual benda yang menyangkut sastra dan seni.
Bahkan Head Knight disana aku dengar adalah sang master dari seni.”
Luciel
menimpali.
“Ha
ha ha. Anak ini pintar. Karena hal itu lah, biasanya kerajaan Fortune Barat
membeli stok makanan dari desa atau kota luar. Dan tidak segan mereka membayar
kami dengan harga yang cukup tinggi, kerajaan Fortune Barat memang kerajaan
yang membawa berkah sesuai namanya!”
“Tunggu,
bagaimana bisa mereka kaya hanya dengan menjual barang seni? Aku rasa bukannya
menjual makanan yang merupakan kebutuhan sehari-hari lebih banyak mendatangkan
keuntungan?”
Raven
bingung, tidak semua orang akan membeli sastra dan seni seperti lukisan atau
patung karena harganya pasti sangat mahal. Jadi bagaimana bisa kerajaan Fortune
Barat bisa menjadi kerajaan yang kaya?
“Biasanya
para bangsawan suka datang dan membeli barang disana, selain itu juga terdapat
para Magic Caster yang ingin membeli kitab sihir disana. Seni tidak terbatas
hanya pada keindahan untuk mata. Kau kelihatannya belum pernah kesana ya, gadis
kecil? Bersiaplah untuk terkejut nanti, ha ha ha.”
“Ah,
begitu kah….”
Suasana
kembali berubah hening. Raven menoleh ke samping untuk melihat barisan pohon
yang ia lewati. Sudah lama ia tidak naik transportasi, biasanya ia selalu jalan
kaki. Melihat pemandangan dengan santai seperti ini tidak terasa buruk juga
bagi Raven. Tidak lama kemudian Nevermore muncul di depannya, menghalangi
pandangannya.
“Hei,
Nevermore… kau menghalangi pemandangannya….”
“Oh,
maafkan aku. Aku sangat khawatir, sebenarnya aku ingin keluar dan menanyakan
ini dari tadi. Tapi kau tadi asik bicara jadi aku terpaksa menunggu… Raven, apa
kau tidak apa-apa?”
Tentu
saja Nevermore pasti mengkhawatirkannya juga, jadi Raven memutuskan untuk
berbohong karena sudah tidak ada masalah dengan tubuhnya. Jadi tidak perlu
membuat orang lain khawatir berlebihan.
“Ya,
tidak apa-apa. Tadi aku cuma kelelahan saja.”
“Apa
kau yakin?”
“Humph.”
“Tidak
ada yang aneh atau ada rasa sakit?”
“Tidak
ada.”
“Apa
kau benar-benar Raven?”
“Pertanyaan
macam apa itu…. Tentu saja aku benar-benar Raven, apa kau mau aku memukulmu seperti
dulu?”
Raven
mulai kesal dengan pertanyaan Nevermore yang menganggunya.
“Kau
benar-benar Raven. Baiklah, jika kau sudah tidak apa-apa, aku tidak akan
menganggumu lagi.”
Tubuh
Nevermore pun berubah menjadi asap yang kemudian masuk ke dalam tubuh Raven.
Gadis itu dulunya selalu merasa tidak nyaman ketika Nevermore melakukan itu di
hadapannya, berubah menjadi asap lalu masuk ke dalam tubuh, orang biasa pasti
akan ketakutan seakan mereka sedang dirasuki sesuatu. Tapi sekarang Raven tidak
mempermasalahkan hal tersebut, mungkin karena sudah biasa.
***
“Oke,
gadis kecil. Kita sudah sampai di kerajaan Fortune Barat.”
Raven
langsung menoleh ke arah depan. Dari sana ia sudah dapat melihat gerbang besar
kerajaan Fortune Barat ditambah dinding kokoh yang mengelilinginya.
“Woah….”
Raven
kagum dengan struktur ornament dan ukiran yang menghiasi pada permukaannya.
Bahkan ada beberapa patung menghiasi di atas dinding megah itu. Seakan Raven
sedang mengunjungi istana suci milik para malaikat, dekorasinya sangat mewah
dibandingkan dengan kerajaan Grace Utara.
“Kita
sudah sampai Luciel, setidaknya kita sampai sebelum waktu malam.”
Raven
tersenyum sambil menoleh Luciel di sampingnya. Luciel juga membalas senyuman
Raven dengan miliknya, namuns senyuman itu hilang, digantikan oleh rasa cemas.
“Ah,
soal itu Raven…. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu….-”
“Huh?
Ada apa ini?”
Suara
kakek yang tiba-tiba membuat Raven dan Luciel terkejut dan menoleh ke arah
kakek tersebut. Kereta yang mereka naiki ternyata dihentikan tiba-tiba oleh dua
orang Knight yang berjaga di gerbang kerajaan. Raven menyadari kalau kereta
lain yang sama dengan mereka juga dihentikan oleh para Knight yang berada
disana, jumlah mereka sangat banyak, sepertinya mereka melakukan penyelidikan
atau sesuatu. Hal itu entah kenapa membuat Raven tidak merasa nyaman.
“Maafkan
kami, kakek. Akan ada pemeriksaan sebelum bisa masuk ke dalam kerajaan Fortune
Barat.”
Ucap
salah satu Knight yang menghentikan kereta kakek itu.
“Huh?
Pemeriksaan? Biasanya aku lewat sini tidak pernah ada pemeriksaan.”
“Kami
hanya ditugaskan oleh Head Knight, akan ada pemeriksaan untuk setiap benda dan
orang yang masuk ke dalam kerajaan untuk keamaan.”
Di
saat kakek dan Knight itu tengah berbincang, salah satu dari mereka menghampiri
Raven dan Luciel.
“Siapa
kalian? Boleh aku tahu nama kalian dan asal kalian?”
“Hawah?
A-aku Luciel Angeline, seorang Nurse Angel…. Aku sedang-”
“Oh!
Nona Luciel. Maafkan aku atas kelancanganku. Sudah saatnya anda datang, Yang
Mulia Adriel sudah menunggu anda di dalam. Silahkan.”
Knight
itu memberi pose untuk membiarkan gadis kecil itu masuk. Namun mendengar nama
Yang Mulia Adriel dan Luciel yang dipanggil Nona oleh seorang Knight, seolah
Luciel adalah orang terhormat. Walaupun Raven tahu Luciel adalah seorang
malaikat, tapi Luciel tidak pernah dilakukan sehormat ini bahkan ketika di
kerajaan Grace Utara. Hal itu benar-benar mengganggunya.
“Ah,
maafkan aku Raven. Aku harus pergi.”
Luciel
langsung turun dari kereta. Gadis itu nampak tergesa-gesa lalu segera berlari
masuk ke dalam gerbang.
“Ya,
semoga kau berhasil dengan latihanmu!”
Luciel
tidak menoleh atau menjawab ucapan Raven. Raven berpikir mungkin latihan Luciel
sudah ditentukan dan sekarang dia sudah terlambat menjalankan latihannya. Dan
Raven menyalahkan dirinya sendiri karena menghalangi Luciel untuk pelatihannya.
Tapi pikiran Raven langsung dibuyarkan oleh Knight tadi yang kini
menghampirinya.
“Bisakah
aku tahu siapa kau? Namamu dan asalmu?”
“Ah!
Aku seorang Hero Candidate, namaku Raven N. Genesis. Asalku-…”
Raven
agak ragu ketika ditanyakan soal asal, sudah lama ia keluar dari rumah yatim
piatu dan ia tidak ingin mengingat masa kelamnya itu. Namun Knight itu nampak
terkejut sebelum Raven menyelesaikan ucapannya.
“Ka-kau
Raven N. Genesis?”
“Eh?
I-iya.”
“Bisakah
aku melihat Hero Sealmu?”
Raven
langsung melipat pergelangan jaketnya untuk menunjukkan Hero Seal miliknya yang
ada pada lengan kirinya.
“Oh,
ternyata itu benar kau… Hei!”
Knight
itu memanggil salah satu temannya.
“Beritahu
tuan Caprico segera.”
“Baik!”
Knight
yang dipanggil tadi langsung berlari masuk ke dalam gerbang dengan
tergesa-gesa. Hal itu membuat Raven penasaran.
“Maafkan
aku sudah membuatmu menunggu, nona Raven. Tapi selamat datang di kerajaan
Fortune Barat.”
Raven
pun turun di kereta dan hendak diantar ke dalam gerbang oleh salah satu Knight.
Namun ia segera berbalik setelah mengingat suatu hal yang penting.
“Kakek!
Bagaimana denganmu?!”
Raven
bertanya pada kakek yang mengantarnya tadi dengan kereta, laki-laki itu masih
berbincang dengan Knight tadi seperti merundingkan sesuatu. Menyadari ia
dipanggil, kakek itu menoleh ke arah Raven lalu tersenyum.
“Lanjutkan
saja petualanganmu gadis kecil! Jangan biarkan kakek ini menghalangi!”
Raven
mengangguk setelah mendengar balasan dari kakek itu, dan langsung berlari
menuju ke dalam gerbang. Saat masuk ke dalam, Raven disambut oleh bangunan yang
mewah dan besar berjajar di sekelilingnya, orang-orang yang mengenakan pakaian
rapi. Itu membuat Raven merasa lain sendiri karena pakaiannya sederhana.
“Tidak
masalah…. kau akan mudah berbaur disini.”
“HUWAAA?!”
Raven
terkejut ketika suara seseorang tiba-tiba muncul di sampingnya, ternyata itu
adalah gadis kecil mengenakan jaket hoodie anjing bewarna merah muda dan Raven
sangat mengenali siapa gadis ini, Hare Labrador.
“Hare,
sejak kapan kau….”
“Sudah
dari luar gerbang sebenarnya…. Hanya kau saja yang tidak peduli dengan sekitar….”
“Ugh…
kau juga tidak datang dengan tendangan tiba-tiba seperti biasa.”
“Kekerasan
dilarang di lingkungan kerajaan, bahkan dengan Villain Seal…. Begitu juga
dengan keberadaan Iblis….”
“Huh?
Aku tidak pernah tahu soal itu.”
“Semakin
dikit kau tahu… semakin bagus… Raven, dunia ini lebih rumit dari kelihatannya….”
Raven
kebingungan dengan pernyataan Hare. Dia berbicara seolah seperti orang dewasa
yang bijak, tapi Raven tahu kalau ia hanyalah seorang gadis kecil yang punya
masalah soal kepribadian. Sudah terlalu banyak kenangan buruk yang Raven alami
ketika bertemu dengan Hare.
“Terserah
kau saja… kau juga hanya muncul ketika Luciel tidak ada. Aku berpikir apa kau
takut dengan Luciel?”
“…..
Kau akan menemukan alasannya segera….”
Setelah
itu suasana berubah hening. Raven tahu ia tidak akan mendapatkan apa jika hanya
berdiri bersama Villain Candidate di sampingnya, jadi perempuan itu memutuskan
untuk pergi ke papan Quest yang ada di kota untuk mencari misi kecil yang dapat
ia jalani. Sampai ketika ia menyadari orang-orang yang berada di jalannya
menjauh dan perlahan menghilang dari pandangan, memberikan tempat kosong yang luas
bagi Raven dan Hare.
“Loh?
Ada apa ini?”
Leonardo’s
BGM : https://www.youtube.com/watch?v=qLsFfjxEyNI
(La Distancia Principio Un Duelo)
“Bau
ini…. bau parfum yang polos, wanginya tidak terlalu kuat namun tidak terlalu
lemah juga. Ah, sudah lama aku merindukan bau harum ini. Hanya ada satu gadis
yang memiliki bau ini.”
Tiba-tiba
terdengar suara seseorang yang menggema di lingkungan itu, dan suaranya datang
dari atas. Suara yang keras dan terdengar berat, terdengar seperti suara
seorang laki-laki. Namun Raven mengetahui siapa pemilik suara itu.
“Ugh…
jangan-jangan…”
“Benar
sekali, ini aku, Raven!”
Seorang
laki-laki muncul di atas atap bangunan. Ia memiliki perawakan tubuh yang tegap
namun tidak terlalu kekar. Mengenakan satu set pakaian bangsawan seperti jas,
dasi, dan celana panjanga. Rambutnya berwarna pirang panjang sampai menutupi
mata sebelah kirinya. Di bibirnya terdapat bunga mawar yang ia gigit, demi
memberikan kesan romantis.
“Ini
aku! Leonardo D. Caprico! Nah, sekarang kau sudah datang Raven…. Mari kita
menikah! My Darling!”
Tiba-tiba
laki-laki bernama Leonardo itu melompat dari atas dan jatuh ke bawah, arah
jatuhnya tepat menuju ke Raven di bawah. Melihat itu datang, Raven mengambil
kuda-kuda dengan menarik kaki kanannya ke belakang.
“Kau….
MENJAUHLAH DARIKU!!”
“GYAAA!!”
Leonardo
menerima tendangan yang cukup keras di kepalanya oleh Raven. Leonardo pun
terpental ke samping, membentur tembok dengan keras. Raven nampak gusar setelah
mengetahui kalau suara itu milik Leonardo. Ia memiliki kenangan buruk soal
laki-laki ini, bahkan lebih buruk dari Hare. Itulah kenapa Raven menendang
laki-laki ini dengan penuh amarah.
“Hooo…
nice kick….”
Ucap
Hare menimpali sambil mengacungkan jempolnya.
***
“Ugh,
punggungku sakit… aku terlalu sering menjadi orang tua sepertinya….”
Dantalian
sedang meregangkan ototnya yang kaku. Dantalian tidak suka jika ia tidak dalam
kondisi fit, ia harus selalu lincah dan bertenaga. Sampai tiba-tiba seseorang
masuk ke dalam ruangannya. Itu adalah Hypnocatrice yang wajahnya terlihat
cemas.
“Oh,
ternyata itu kau, Hypnos. Ada apa kau datang menemuiku? Kau tahu kan aku belum
memanggilmu?”
“Ugh-..
oh, umm… soal itu, Dantalian. Aku gagal menjalankan tugasku… naga itu berhasil
diselamatkan oleh gadis berambut hitam itu. Eeer, gitu sih… aku-”
“Wahahah!
Bukankah itu bagus? Rencanaku berjalan dengan lancer!”
“Eh?
Begitukah?”
Hypnos
terlihat kebingungan. Namun Dantalian tersenyum dengan lebar mengetahui
rencananya berhasil, dan ia merasa tidak perlu memberitahukannya pada Hypnos.
“Tentu
saja, paket yang aku antar sudah sampai ke penerimanya. Bagaimana aku tidak
senang?!”
“Eh,
oh, ah…. Kalau kau bilang begitu sih….”
“Tapi
sekarang ayo kita buat huru hara ini semakin terlihat jelas. Sekarang aku punya
tugas baru untukmu~”
“Huh?
Apa itu?”
“Bunuh
Head Knight kerajaan Fortune Barat, Leonardo D. Caprico.”
TO
BE CONTINUED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar