***
Naga,
merupakan mysthical beast yang paling tertinggi dan mungkin makhluk yang paling
kuat di atas negeri ini. Mereka memiliki sisik yang keras, dapat menyemburkan
api dari mulutnya serta memiliki tubuh yang kuat dan besar sehingga dapat
mengoyak mangsanya dengan mudah tanpa bantuan sihir. Juga beberapa dari mereka
memiliki kemampuan sihir dan bahkan bisa kebal terhadap serangan sihir.
Dari
semua fakta itu, tentu saja itu membuat naga adalah makhluk yang paling terkuat
dan paling menakutkan. Satu naga sendiri kekuatannya setara dengan 100 pasukan
manusia atau lebih. Itulah yang diketahui oleh Frostfilia. Bersama kakaknya, Frostlare
yang juga merupakan naga elemen es, mereka berdua adalah makhluk paling
ditakuti. Walaupun sebenarnya Frostfilia memilih untuk hidup damai dan tidak
menganggu siapapun karena sifatnya yang agak penakut, kakaknya juga memiliki
pandangan yang sama namun Frostlare sifatnya lebih berani dan garang daripada
dirinya.
Tapi
hal itu tidak menimbulkan masalah, karena mereka berdua saling menjaga dan
mengingati satu sama lain. Karena menurut Frostfilia, yang kuatlah harus
melindungi yang lemah. Sesekali ia menolong manusia yang dalam kesusahan di
tempatnya, entah mereka diserang hewan buas seperti ursa atau lainnya. Mereka
berdua pun hidup damai, karena manusia pun tidak menganggap mereka berbahaya
sehingga tidak memburu mereka.
Namun
hal itu tidak bertahan lama. Semua itu lenyap, tempat tinggal, kehidupan dan
kedamaian mereka direnggut oleh sosok ksatria hitam yang membawa pasukan
terkutuk yang tidak terhitung jumlahnya. Dia disebut sang akhir, The END.
Pasukan sang akhir tidak hanya terdiri dari iblis, terdapat juga vampire,
zombie, disana juga terdapat makhluk biasa seperti manusia dan elf namun sudah
terpengaruh oleh kekuatan END.
Mereka
semua tak terhentikan, bahkan para naga pun ketakutan melihat kehadiran END.
Keadaan bertambah buruk ketika salah satu dari delapan tetua naga, Elder Dragon
Nagares memihak END. Elder Dragon adalah naga yang memiliki pangkat tertinggi
diantara semua naga dan rata-rata umur mereka pun sudah mencapai ribuan tahun.
Dengan kejam Nagares melakukan penyerangan
besar-besaran ke pihak naga. Yang ikut END akan selamat, namun yang melawan
akan mati di tangannya, itulah tawaran Nagares kepada setiap naga. Dengan
bantuan kekuatan dari END, 7 Elder Dragon sisanya tidak mampu menghentikkannya
dan akhirnya tewas di tangan Nagares. Frostfilia dan kakaknya menentang END,
namun mereka tidak ingin mati di tangan Nagares, jadi mereka memutuskan untuk
lari dan bersembunyi ke tempat yang aman sampai ada penyelamat yang bisa
mengalahkan END serta pasukannya.
Tapi
mereka tidak beruntung, salah satu dari pasukan Nagares berhasil mengejar
mereka. Mengetahui salah satu dari mereka tidak akan selamat, kakak Frostfilia
menghadang mereka sambil memberi waktu pada dirinya untuk kabur. Ia hendak
menolong kakaknya dalam menghadapi pasukan Nagares, namun Frostlare
mengumpulkan energy sihir yang besar lalu menabrakkan dirinya ke pasukan
Nagares.
Frostfilia
tahu apa yang dilakukan kakaknya, itu adalah serangan bunuh diri. Dengan
bayaran nyawa kakaknya, Frostfilia berhasil kabur dari pasukan Nagares. Namun
Frostfilia merasakan kesedihan yang mendalam, tidak hanya kehilangan teman-teman
naganya namun ia kehilangan kakaknya. Sampai saatnya tiba, ia memutuskan untuk
bersembunyi di gunung dan meneruskan keinginan kakaknya.
Dan
sekarang, waktu itu tiba. Kini di hadapannya ada dua pengikut END yang datang
menemuinya dan salah satunya adalah Four Damned Inferno General yang merupakan
tangan kanan END. Berita mengabarkan bahwa Inferno General kekuatannya setara
dengan END, namun Frostfilia tidak tahu apakah berita itu benar karena tidak
ada satupun dari mereka yang pernah melihat wajahnya. Tapi sekarang dia bisa
mengujinya.
“MATILAH
KALIAN BERDUA!!”
Frostfilia
mengangkat tubuh bagian depannya ke atas kemudian membanting lantai kawah
dengan kaki depannya, seketika es menjalar dari permukaan tanah tempat
Frostfilia berpijak. Es itu terus menjalar dan merambat dengan cepat ke arah
laki-laki yang dipanggil Li Feng oleh Inferno General tadi.
“Oh
hoh… menarik sekali.”
Li
Feng melompat dan menghindari rambatan es tersebut. Jika dia terkena es tadi,
tubuhnya pasti langsung membeku. Namun Frostfilia tahu pertarungan melawan
salah satu prajurit END tidak akan semudah itu. Apalagi laki-laki itu berhasil
menghancurkan es yang melapisi tubuhnya, padahal es yang melapisi tubuhnya
memiliki tingkat kepadatan hampir sama dengan baja.
“Oh!
Astaga!”
Li
Feng mendarat ke tanah, namun kini tanah yang mereka pijak sudah menjadi es
sepenuhnya tentu saja membuat kaki Li Feng agak tergelincir ketika
menginjaknya. Itu sesuai dengan rencana Frostfilia. Karena menurut analisa
Frostfilia, Li Feng adalah tipe petarung jarak dekat dengan tangan kosong dan
juga sepertinya tidak bisa menggunakan sihir dalam serangannya. Jadi Li Feng
menggunakan kekuatan murni dari tubuhnya untuk bertarung. Tipe petarung seperti
ini biasanya akan kesulitan jika kuda-kuda mereka tidak seimbang, dengan begini
ia dapat memimpin pertarungan ini.
Namun
masalahnya ada pada ratu vampire yang sedang terbang mengawasi dari atas.
Frostfilia belum pernah menghadapi vampire sebelumnya. Dan ratu vampire ini
bisa terbang, melawan musuh yang juga bisa terbang adalah kelemahan Frostfilia,
karena ia tidak bisa menembak dengan tepat.
“Jangan
khawatir.”
“HUH?!”
“Kau
tidak perlu mempermasalahkan nona Farvale, dia disini hanya sebagai pengamat.
Satu-satunya yang perlu kau khawatirkan adalah aku disini.” Ucap Li Feng
dengans senyum yang terlihat mengintimidasi. “Dan juga, kami akan pergi dan
tidak akan mengganggumu lagi jika kau bisa mengalahkanku, bagaimana? Menarik
bukan? Apa hal itu membuatmu bersemangat?”
“DIAM
KAU!! AKU SAMA SEKALI TIDAK TERTARIK! AKU AKAN MENGHABISI KALIAN DISINI JUGA!!”
“Nah,
itu baru semangat.”
***
Akhirnya dia sudah
mulai serius. Jika tidak, pertarungan ini akan menjadi sia-sia.
Li
Feng tersenyum, ia membenarkan letak topinya. Baginya, walaupun ini pertarungan
yang tergolong mudah namun harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada
artinya sebuah pertarungan jika kedua elemen yang beradu tidak mengeluarkan
seluruh kemampuan dan kekuatannya dengan maksimal.
“FROST
BURST!!”
Naga
es itu menembakkan cahaya berwarna biru dari mulutnya, itu adalah gerakan khas
sang naga dimana mereka selalu menembakkan energy elemen yang mereka miliki
pada mulutnya. Li Feng dapat menghindari semburan es itu dengan mudah, tapi-
“Oh!
Astaga!”
Ketika
hendak menghindar, kaki Li Feng tergelincir lagi karena lantai kawah yang
berubah menjadi es. Li Feng dengan sigap menghentakkan kakinya ke tanah, yang
digunakannya untuk mendorong tubuhnya dalam menghindari semburan itu. Namun
gerakannya itu sedikit terlambat, tangan kirinya terkena semburan es tersebut.
“HAHAHAHAHAHAHA!!”
Naga
itu tertawa terbahak-bahak, sepertinya ia puas membuat satu tangan Li Feng
membeku.
“Ada
apa Li Feng, aku kira kau akan bertarung dengan cantik dan sempurna. Jika itu
adalah Sonetta, pasti aku sudah membunuhnya…”
“Maafkan
aku nona Farvale. Tapi aku bukan petarung yang mengutamakan kecantikan, yang
aku suka adalah tantangan. Adrenalin yang memacu darah, membuat kepala terasa
panas. Aku ingin mencoba, apakah aku bisa bertarung dengan satu tangan saja.”
“Terserah
kau saja, tapi jika gagal, kau tahu akibatnya.”
“Tenang
saja, aku juga tidak suka membuat wanita kecewa.”
“KAU
MANUSIA, JANGAN BANYAK BICARA. KAU KIRA BISA MELAWANKU DENGAN TUBUH SETENGAH
MEMBEKU?!”
Naga
itu kembali menembakkan Frost Burstnya ke arah Li Feng. Kali ini Li Feng tidak
membuat kesalahan, ia menghentakkan kakinya ke tanah untuk membuat dorongan
pada tubuhnya ke samping. Tapi naga es itu juga membelokkan semburan Frost
Burstnya ke arah Li Feng. Hal tersebut membuat Li Feng tersenyum.
Ternyata naga ini
cukup pintar, jika dilatih dengan benar pasti akan menjadi petarung yang hebat.
Sayang sekali, nona Dantalian menginginkannya.
Li
Feng pun tidak tinggal diam, ia kembali menghentakkan kakinya ke bawah untuk
melontarkan tubuhnya ke atas. Ketika sampai di langit-langit, Li Feng
menggunakan salah satu stalaktik sebagai pinjakan kemudian melontarkan tubuhnya
kembali tepat ke arah naga tersebut.
“Check
mate!”
Tiba-tiba
naga itu menutup mulutnya, menghentikan Frost Burstnya. Li Feng mengeryitkan
alisnya, ia penasaran apa yang dilakukan naga itu.
“TIDAK
SAMA SEKALI!! FROST LANCE!!”
Saat
jarak Li Feng dengan naga itu sudah dekat, naga itu mengangkat kedua kaki
depannya ke atas lalu menghentakkannya ke bawah dengan keras. Batu es besar berbentuk
lancip yang jumlahnya tak terhitung keluar dari bawah, seperti ombak yang
merembes ke seluruh kawah tersebut. Farvale tidak terkena karena batu es itu hanya
muncul dari bawah. Kini lahan es tadi berubah menjadi tempat berbahaya dengan
ribuan batu es tajam yang mencuat.
“HAHAHAHAHA,
MATI KAU MANUSIA!! KALI INI GILIRANMU! RATU VAMPIR!”
“Aku
rasa tidak~”
“HUH?”
“Sebelum
kau menyerukan kemenanganmu, harusnya kau memeriksa lawanmu terlebih dahulu…”
Ternyata
Li Feng bersembunyi di bawah perut naga itu, ia tahu satu-satunya tempat dimana
tombak itu tidak akan mengenainya selain bisa terbang, itu adalah di bawah
perut naga itu sendiri. Tadi Li Feng sempat memacu dorongan tubuhnya dengan
teknik Howling miliknya, menggunakan suara sebagai inti dari serangannya. Dan
sekarang adalah waktu yang tepat mengakhiri pertarungan mereka berdua.
“Howling
Knuckle!!”
“GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH!!”
Naga
itu terpental ke atas setelah terkena pukulan Howling milik Li Feng,
menghancurkan seluruh es yang menyelimuti sisiknya dan membuatnya tanpa
pertahanan. Namun serangan Li Feng lebih dari menghancurkan perisasi dari naga
itu, suara yang dihasilkannya memberi langsung pada organ dalam naga tersebut.
Akhirnya naga itu pun jatuh tersungkur tidak sadarkan diri.
“Apa
kau membunuhnya?” Tanya Farvale yang terbang merendah mendekati Li Feng.
“Tentu
saja tidak, aku sudah mengukur segalanya. Pukulan itu hanya membuatnya
pingsan.”
“Ka-….
Kak….”
Naga
itu sempat mengucapkan kata terakhirnya sebelum akhirnya benar-benar tidak
sadarkan diri. Li Feng tersenyum lalu memberi hormat pada naga tersebut.
“Tadi
itu pertarungan yang menarik. Frostfilia, nama yang cantik… cocok untuk naga
seperti anda. Sebagai tanda hormat, aku akan selalu mengingat nama tersebut.”
Tidak
lama kemudian terdengar suara tepuk tangan yang pelan, bersamaan dengan langkah
kaki kecil yang terdengar mendekati Li Feng. Laki-laki itu pun menoleh ke
belakang, sosok anak perempuan berambut pirang diikat twintail, mengenakan
pakaian yang berjumbai dan nampak meriah karena terdapat banyak symbol pada
motif pakaiannya. Li Feng langsung mengenali sosok figure tersebut, karena
hanya ada satu orang yang mengenakan pakaian aneh.
“Kerja
bagus, Li Feng. Aku tahu aku dapat mengandalkanmu~.”
“Nona
Dantalian terlalu memuji, ini merupakan tugas yang cukup mudah bagi saya.”
“Oya~?
Oh, kenapa dengan tanganmu?”
Dantalian
menunjuk tangan kiri Li Feng yang masih membeku. Tanpa ada rasa khawatir di
wajahnya, Li Feng memutar lengan kirinya dengan pelan. Es yang membungkus
seluruh lengannya tiba-tiba hancur seketika dan membuat tangan Li Feng bisa
bergerak bebas kembali.
“Ah,
ini bukan apa-apa.”
“Heeee~
begitukah, aku ingin tubuh kuat seperti itu… tapi terlalu berotot akan merusak
penampilanku.”
“Ngomong-ngomong,
Dantalian. Apa yang kau rencanakan pada naga ini?” Tanya Farvale yang mendekati
mereka berdua.
“Rahasia~
tapi yang pasti aku ingin memberikan ini sebagai hadiah pada kandidatku. Untuk
mengetes apakah ia pantas menerimanya atau tidak~”
“Kandidat?”
Li
Feng berpikir apakah yang dimaksud dengan kandidat adalah nona Hare Labrador,
karena ia sempat mendengar kalau anak itu memiliki bakat yang diinginkan oleh
nona Dantalian. Dan saat perjalanan kesini, ia sempat melihat nona Hare sedang
berada di kota. Ia penasaran dengan rencana Dantalian, namun mengetahui sifat
gadis itu, ia pasti tidak akan mendapat jawaban yang pasti.
***
“Ah,
akhirnya…”
Raven
akhirnya bisa menarik nafas lega. Setelah menghabiskan tiga hari perjalanan,
dia dan Luciel sampai di penginapan kota Amaryliss. Raven tidak menyangka jika
tempatnya lumayan jauh sehingga mereka harus tidur di alam luar ketika malam
menjelang. Ia hanya bisa tidur beberapa jam karena harus menjaga Luciel dan
Alynn dari hewan buas yang bisa menyerang kapan saja.
“U-uuuh,
Raven, ini… vitamin lagi. Aku-… minta maaf.”
Luciel
menyodorkan sebuah pil pada Raven. Itu adalah pil vitamin untuk menambah
stamina, menurut keterangan Luciel. Raven sudah meminumnya tiga kali ketika
dalam perjalanan menuju ke kota Amaryliss. Dan efek obat itu sudah terasa,
Raven tidak terlalu merasa kelelahan karena kurang tidur.
Dan
alasan kenapa Luciel meminta maaf pasti ia merasa bersalah karena masalah Raven
kurang tidur. Tapi bagi Raven, membantu temannya adalah hal yang penting. Tentu
saja ia tidak bisa marah pada Luciel yang polos.
“Ah,
tidak apa-apa. Terima kasih banyak, Luciel.”
Raven
mengambil pil tersebut dan langsung menelannya. Walaupun rasanya agak pahit,
tapi itu sudah biasa bagi Raven. Karena dirinya lebih tidak tahan jika harus
memakan makanan yang terlalu manis.
“Ah-”
“Ada
apa, Raven?”
“Tidak
apa-apa.”
Raven
sebenarnya teringat oleh Alynn. Gadis kecil itu berpamitan dengannya ketika
sudah sampai di kota Amaryliss. Alynn mengatakan kalau dia ingin mengecheck
papan quest di kota lalu menjalankan misi pertamanya. Karena berkat Alynn tidak
ada, Luciel menjadi tenang. Tidak seperti tiga hari sebelumnya, bahkan tidur
pun mereka tidak mau berdampingan, harus terpisah sehingga Raven harus menjaga
di tengah untuk mengawasi mereka berdua.
“Raven,
aku sudah selesai menaruh barang bawaanku. Apa kau ingin tidur? Aku bisa pergi
keluar sebentar agar tidurmu nyenyak.”
“Ah,
tidak apa-apa. Aku juga ingin keluar, lagipula hari masih siang.”
“Uun,
aku mengerti. Sekalian kita melihat-lihat kota, aku ingin membeli sesuatu
disana.”
“Hn,
ide bagus. Mungkin aku bisa menemukan hal yang menarik.”
“Asal kita tidak bertemu dengan iblis Alynn
itu lagi….”
“Eh?
Kau bilang apa, Luciel?”
“Hawawa?
Tidak, bukan apa-apa.”
Walaupun
tidak terdengar jelas, namun Raven dapat mendengar kata Alynn dari ucapan
Luciel tadi. Mungkin dia ingin agar tidak bertemu dengan Alynn lagi di kota.
Sebaiknya memang begitu, jika bertemu mereka berdua akan kembali ribut dan
menjadi perhatian warga di kota. Walaupun sebenarnya Raven merasa agak sedih
karena kedua temannya tidak bisa akur, namun ia juga tidak bisa berbuat banyak
karena ras mereka.
***
“Ooh,
mereka banyak menjual sayuran dan buah-buahan.”
Raven
terkejut, baru kali ini ia melihat pasar yang menjual aneka sayuran dan
buah-buahan saat melihat-lihat bersama Luciel. Biasanya di tempat yang ia
lewati, stand seperti ini jarang ditemukan. Namun di kota Amaryliss ini malah
jumlahnya membludak.
“Iya,
kota Amaryliss dikenal sebagai penghasil kota penghasil panen yang baik. Tanah
mereka begitu subur, bahkan katanya apapun yang ditanam disini akan tumbuh
dengan baik.”
“Hm…
benar juga, ukuran buahnya lebih besar dan nampaknya segar.”
“Itu
karena gunung berapi di dekat kota Amaryliss sering meletus.”
“Heh?
Maksudnya?”
“Fufun,
Raven tidak tahu ya. Magma pada gunung berapi dapat membuat tanah subur. Tapi
tenang saja, gunung itu sekarang sudah tidak aktif lagi. Dulu, warga kota
Amaryliss menderita karena harus mengungsi setiap gunung akan meledak, namun
sekarang mereka menjadi kota paling besar karena kekayaan hasil panennya.”
“Ooooh,
aku mengerti. Ini yang namanya berkah setelah penderitaan mereka.”
“Muuu,
jangan berkata seperti itu Raven. Tidak selamanya berkah selalu datang hanya
ketika ada penderitaan.”
“Ah,
iya maaf.”
Raven
tidak mengerti kenapa Luciel nampaknya marah dengan ucapannya. Tapi Raven tidak
suka membuat hati temannya terluka lebih dari itu, sehingga ia memilih untuk
diam dan meminta maaf pada Luciel.
“Buah-buahan
itu nampak lezat. Raven, mungkin kita harus membelinya beberapa.”
Seperti
biasa Nevermore muncul dengan tiba-tiba dan terbang di samping Raven. Raven pun
sudah terbiasa dengan itu, Nevermore memang banyak bicara dan mungkin itu
karena dulu ia kesepian mengetahui tidak ada orang yang bisa melihatnya selain
Raven. Dan sekarang bertambah satu, yaitu Hare Labrador yang juga membuat
kontrak dengan Mysthical Beast.
“He,
memang kau bisa memakannya? Tubuh utuh saja tidak punya.”
“Tentu
saja kau yang memakannya, Raven. Jangan lupa, kita adalah satu. Apa yang kau
rasakan, aku dapat merasakan.”
“Iya-iya,
aku tahu.”
Raven
hanya bisa tersenyum melihat tingkah Nevermore, sepertinya gagak itu memang
agak sentiment mengenai tubuhnya yang hanya asap. Kemudian Raven tersadar suatu
hal, Luciel menatap dirinya dengan tatapan terlihat khawatir. Ia pun segera
menanyakannya.
“Uun,
ada apa Luciel?”
“Itu,
sebenarnya aku penasaran Raven… soal itu… itu…-”
“??”
“Ah,
itu….- tidak jadi, ma-maaf…”
Luciel
menundukkan wajahnya lalu menggeleng sendiri. Raven penasaran dengan apa yang
hendak ditanyakan Luciel, tapi ia juga tidak bisa memaksa jika Luciel tidak mau
menanyakannya. Nevermore juga mendadak diam lalu menghilang menjadi asap. Raven
pun memutuskan untuk melihat-lihat selosok kota yang luas itu lagi. Namun Raven
tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak enak, perasaan yang tidak pernah Raven
rasakan sebelumnya. Entah kenapa, ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi,
namun ia tidak yakin apa itu, seolah intuisinya hendak memberi tahu sesuatu.
“Ada
apa, Raven? Wajah Raven nampak pucat, apa Raven sakit?”
“Eh-
ah-…”
Pertanyaan
Luciel membuat Raven tersadar kembali dari lamunannya.
“Aku
tidak apa-apa, hanya agak melamun sedikit.”
“Jangan
paksakan dirimu, Raven. Kalau begitu, aku antar kembali ke penginap-
Hachuuhh!!”
“Luciel,
kau tidak apa-apa?”
“Uuun,
perasaanku saja atau tiba-tiba jadi dingin….”
Luciel
memeluk tubuhnya sendiri yang mulai merinding seperti ciri orang kedinginan.
Namun tidak hanya Luciel saja yang merasakannya, Raven pun mengalami hal yang
sama. Rasa dingin yang menusuk tulang, padahal cuaca pada siang itu cerah dan
matahari menyinari dengan terang, tidak ada tanda akan terjadi hujan atau
badai.
“Huh?
Kenapa ini?!”
Raven
langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Itu adalah suara salah satu pemilik
stand buah-buahan di dekat sana. Raven menyadari apa yang membuat pedagang di
dekatnya berteriak seperti itu, beberapa buah-buahan yang dijualnya membeku
menjadi sebongkah es batu besar. Dan pedagang lainnya pun mengalami hal yang
sama, beberapa buah-buahan mereka pun ikut membeku.
“Hwaaaah,
gawat!! Kakak Raven!”
“Bwaugh-?!”
Tiba-tiba
Raven merasakan seseorang menimpa punggungnya dan bergelantung di lehernya.
Rasanya tidak terlalu sakit karena orang yang melakukan hal itu memiliki tubuh
yang kecil. Dari suaranya yang agak nyaring dan logatnya yang memanggil Raven
dengan ucapan kakak, hanya ada satu orang yang melakukannya.
“Ugh,
ada apa Alynn?”
“Tsk…..”
Luciel
mendesis, ekspresi wajahnya nampak tidak senang ketika Alynn kembali ke
kelompok mereka. Namun bukan saatnya untuk mengkhawatirkan hubungan mereka
berdua yang tidak akur. Alynn terlihat sangat panik, ia sekarang menarik-narik
lengan baju Raven sambil melompat. Tingkah lakunya terlihat lucu, seperti anak
kecil yang baru mendapat hadiah namun wajahnya yang cemas membuat Raven
menanggapi kelakuan Alynn dengan serius.
“Uwa-
itu- atas, terbang- kepala!!”
“Tenangkan
dirimu, Alynn. Aku tidak bisa mengerti apa yang kau ucapkan…”
“Itu!
Anu- ada sesuatu yang datang!! Disana!”
Alynn
menunjuk ke suatu arah, Raven pun melihat ke arah yang ditunjuk Alynn. Dari
arah barat daya, Raven melihat siluet hitam kecil yang terbang di langit. Orang
biasa mungkin tidak dapat melihat titik hitam di langit itu, namun berkat
penglihatan milik Nevermore yang tajam, Raven memiliki kemampuan untuk melihat
dalam kegelapan atau dari kejauhan.
Siluet
itu memiliki dua sayap, kepala yang panjang dengan empat pasang kaki dan ekor.
Raven langsung mengetahui apa itu, seekor naga. Raven terkejut, ia tidak
menyangka kalau naga itu ternyata ada. Selama ini ia mengira kalau naga itu
hanya dongeng tiap malam yang ia dengar, dan ketika melakukan perjalanan pun ia
tidak pernah bertemu dengan salah satu dari mereka. Namun ini bukan berita yang
menggembirakan, entah kenapa Raven dapat melihat aura hitam keluar dari tubuh
naga tersebut, melihatnya saja membuat Raven tidak enak badan.
Dan
tidak lama lagi, naga itu akan sampai ke tempat ini.
“Itu
naga! Kalian semua! Cepat mengungsi!”
Para
penduduk yang mendengar teriakan Raven kebingungan, mereka saling melihat satu
sama lain. Bukannya lari dan cepat mengungsi seperti kata Raven, mereka malah
terlihat ragu dengan peringatan Raven. Namun itu tidak lama, karena sebuah
raungan yang keras terdengar membelah langit dan menusuk telinga mereka. Dari
suaranya, naga itu sudah semakin dekat.
“I-itu
benar-benar naga!”
“Cepat
lari! Selamatkan jiwa kalian!”
“Ayo
cepat, segera mengungsi.”
Para
penduduk pun baru menyadari peringatan dari Raven dan segera lari menyelamatkan
diri, pergi ke tempat yang aman. Para pedagang pun segera lari meninggalkan
stand jualan mereka, karena mereka tahu tidak ada waktu untuk menyelamatkan
barang jualannya. Walaupun dalam kondisi panik, namun tidak terjadi saling
dorong ketika menyelamatkan diri, seperti sudah biasa melakukannya. Raven pun
akhirnya bisa bernafas lega karena peringatannya didengar oleh mereka.
“Usaha
bagus, Raven. Dengan begini, korban bisa diminimalisir.”
“Mustahil…
kenapa tidak ada peringatan dari Watcher, harusnya bahaya macam seperti ini
harus segera diumumkan agar tidak menelan banyak korban…”
Luciel
nampak kebingungan dengan situasi ini. Walaupun Raven sebenarnya tidak terlalu
mengerti cara kerja Watcher, tapi dari cara Luciel bicara, sepertinya Watcher
juga bertugas untuk memperingati kota yang hendak diserang oleh bahaya.
“Luciel,
Alynn… disini tidak aman, kalian juga harus segera mengungsi.”
Tiba-tiba
sebuah cahaya muncul dan bersinar di hadapan Raven. Itu adalah tanda urgent
quest, quest yang datang secara tiba-tiba dan memiliki waktu sebelum quest itu
menghilang. Karena urgent quest merupakan quest darurat dan harus segera
diselesaikan.
Raven
mengetahui hal itu karena Raven pernah mendapat urgent quest sebelumnya, yaitu
urgent quest untuk menyelamatkan Luciel ketika diserang Ursa. Cahaya itu mulai
redup, sebuah gulungan terlihat melayang di dalam cahaya tersebut. Cahaya itu
langsung menghilang ketika Raven mengambil gulungan di dalamnya.
“Uwah!
Alynn juga dapat!”
Tentu
saja, semua Hero Candidate yang berada di dekat kejadian quest itu berlangsung
akan mendapatkan urgent quest ini.
“Urgent
Quest rank SSS?” Raven terkejut melihat level pada ranking quest tersebut.
Ranking quest biasanya terdiri dari A sampai E. E merupakan nilai terendah dan
A merupakan nilai tertinggi, semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi heroic
point yang akan diterima, namun semakin tinggi juga bahaya yang akan dihadapi.
Dan ada juga rank S yang berada di atas ranking A, yang konsekuensinya adalah
kematian bagi yang akan menjalankan quest ini.
Tapi
ranking SSS, baru pertama kali Raven melihatnya. Dan quest ranking SSS itu
adalah-
“Membunuh
naga yang akan datang menyerang kota Amaryliss…”
Benar-benar
misi yang mustahil, melawan Ursa yang ukurannya sedikit lebih besar dari
dirinya saja sudah kewalahan. Apalagi harus melawan naga, dari kejauhan pun
sudah dapat terlihat seberapa besar ukuran naga tersebut. Dan menurut legenda,
naga itu adalah makhluk yang sangat kuat dan mematikan.
“Uwah!
Melawan naga, sepertinya menarik. Kakak Raven, ayo kita coba.”
Alynn
malah terlihat senang di tengah suasana yang gawat ini, mungkin ini merupakan
sifat alaminya sebagai iblis.
“Itu
mustahil! Raven, ayo kita juga harus mengungsi. Urgent Quest sudah diturunkan,
berarti Watcher sudah memperingati semua penduduk. Kita juga sebaiknya pergi.”
“Mou,
kau diam saja malaikat pengecut. Biar Alynn dan kakak Raven yang menghadapi ini.
Ayo, kakak Raven, kalau berdua, kita pasti bisa mengalahkannya. Dan nilainya
cukup besar. ”
“Apa
kau bilang?!”
“Apa
kau tuli sampai tidak mendengar kata Alynn, hah?!”
Mereka
mulai lagi, saling beradu mulut dan argument mereka yang berbeda sebagai malaikat
dan iblis. Raven juga sedang memikirkan hal yang mereka debatkan, apakah
dirinya melawan naga ini atau lari ke tempat yang aman. Ini adalah tugasnya
sebagai Hero untuk menolong orang yang kesusahan, dan orang-orang di kota
Amaryliss sedang bahaya. Namun ancaman ini adalah naga, berbeda jauh dengan
Quest sebelumnya yang dijalani Raven. Jika gagal, maka kematian yang akan
menantinya. Tapi jika ia lari, ia tidak akan bisa menjadi pahlawan sesuai
mimpinya.
“Raven,
tenang saja. Apapun keputusanmu, aku akan selalu mendampingimu.”
Nevermore
muncul dan memberi semangat padanya. Raven membalas dengan senyuman. Walaupun
gagak ini terkadang tidak berguna, namun ia merasa senang karena kini ada orang
yang selalu mendukungnya. Tidak selalu sendirian seperti dulu.
Raven
mulai memikirkan semua perjuangan dan latihannya yang selama ini telah ia
lakukan, demi mengejar impiannya menjadi seorang pahlawan seperti Percival. Ini
adalah ujian baginya, jika ia gagal menaklukkan naga ini dan menyelamatkan
orang-orang, maka ia tidak pantas menjadi pahlawan. Dan itu sama saja dengan
mati, karena sekarang itu adalah tujuan hidupnya.
Jika
bukan ia seorang Hero Candidate yang akan menghentikkan naga tersebut untuk
merusak kota, lalu siapa lagi. Dengan pemikiran sederhana tersebut, Raven
menguatkan hatinya. Tidak ada waktu untuk ragu lagi.
“Alynn,
Luciel….”
“??”
Mereka
berdua langsung diam dan menatap Raven.
“Kalian
pergilah ke tempat yang aman… aku-… akan melawan naga tersebut.”
To
Be Continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar