Cari Blog Ini

Senin, 04 April 2016

Utovertia – Chapter 15 “The West Fortune”



***

Raven’s Heart Room BGM : https://www.youtube.com/watch?v=hx102NjYwqk  (Quiet Water)

“Huh?”

Semuanya nampak bewarna hitam bagi Nevermore. Ia tahu, itu terjadi karena ia menutup kedua matanya.

“Apakah aku sempat tidak sadarkan diri?”

Nevermore berusaha mengingat kembali dengan hal yang terakhir terjadi menimpanya. Setelah beberapa lama menit berlalu, akhirnya Nevermore mengingatnya. Dia dan Raven sedang berhadapan dengan naga yang mengamuk di kota Amaryliss. Saat itu Raven terkena hempasan ekor naga itu, membuat gadis itu terpental dan membentur tembok di belakangnya. Dan karena kontrak Nevermore dan Raven, Nevermore merasakan dampak serangan itu dan membuatnya tidak sadarkan diri. Dampak rasa sakitnya begitu besar karena dia hanya seekor burung.

“Itu salahku, aku terlalu lengah dan membiarkan Raven terluka….”

Nevermore sangat peduli terhadap Raven, sebagai hewan kontraknya. Dia akan melindungi Raven dan memberikan gadis itu kekuatan sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati. Namun ia gagal, ia gagal menjalankan tugasnya, ia membiarkan Raven terluka dan meninggalkannya begitu saja. Ia mysthical beast yang payah, seperti kata Raven dulu.

Tapi ia bisa bernafas lega, Raven masih hidup. Ia tahu karena dirinya juga masih hidup. Nevermore pun membuka kedua matanya. Hal yang dia lihat adalah kegelapan, seperti ruang luas yang tidak diberi penerangan. Dan dia berdiri di atas sebuah tiang yang tinggi. Ini adalah ruang hati Raven. Ketika Nevermore tidak di luar menemani Raven, maka ia akan berada disini karena kontrak.

Semuanya terlihat kecil di atas sana, karena sesungguhnya bentuk asli Nevermore adalah monster gagak raksasa dengan sebuah tengkorak kepala burung yang menutupi wajahnya. Wujud ini hanya ia miliki ketika di dalam ruang hati Raven.

“Hm… lega rasanya ruangan ini tidak berubah sama sekali, mungkin sebaiknya aku cepat melihat keadaan Raven…- Huh?! Sejak kapan ada pintu itu?!”

Nevermore terkejut ketika melihat dua buah pintu di depannya. Pintu itu harusnya hanya ada satu, karena pintu itu menggambarkan hati Raven. Jika ia masuk ke sana, ia dapat melihat semua hal tentang Raven, hal itu dapat kenangan, ingatan atau hal yang disukai gadis itu. Namun sekarang ia tidak bisa masuk ke sana, karena Raven belum sepenuhnya membuka hatinya pada Nevermore.

Tapi ini merupakan masalah yang besar, Nevermore selama ini tidak pernah melihat pintu itu. Dan pintu itu menandakan ada orang lain yang berada disini selain dirinya. Tanpa berpikir panjang Nevermore segera terbang ke atas menemui Raven. Langit-langit ruangan itu merupakan jalan keluar dari ruang hati milik Raven. Saat ia keluar dari sana, tubuhnya menyusut menjadi ukuran gagak yang normal, seperti biasanya.

“Oh, Nevermore kau sudah sadar? Aku bersyukur kau tidak apa-apa.”

Salam hangat dari Raven langsung menyapanya ketika keluar dari ruang tersebut. Nevermore sedikit kebingungan, ia segera menganalisa keadaan sekitar. Sekarang Raven bersama Luciel berjalan di jalan setapak yang ada di hutan.

“Ada apa Nevermore? Tidak biasanya kau diam saja….”

“Raven, apa yang terjadi dengan naga itu?”

“Ah, ceritanya panjang… entah kenapa aku bisa mengalahkannya lalu tiba-tiba kami menjadi teman. Pasukan kerajaan lalu muncul dan mengurus sisanya. Kurang lebih seperti itu.”

“Aku mengerti…. Senang dirimu baik-baik saja.”

Nevermore tidak perlu membutuhkan detail lebih lanjut, bagi dirinya, Raven selamat dan berhasil melaksanakan apa yang gadis itu inginkan sudah cukup baginya.

“Nevermore, maafkan aku… kau sudah membuatmu terluka dan menjadi seperti itu…”

“Tidak, ini semua salahku. Harusnya aku yang menjagamu dan aku gagal saat itu.”

“Apa kau tidak apa-apa? Serangan yang lalu itu membuatmu pingsan dan tidak sadarkan diri.”

“Tidak apa-apa, aku ini Mysthical Beast, memiliki fisik yang lebih kuat dari manusia biasa. Dan aku sempat lengah saat itu.”

“Oh….”

Nevermore senang Raven mengkhawatirkan dirinya. Gadis itu perlahan berubah dari gadis yang sinis menjadi gadis yang baik padanya. Nevermore bersyukur karena terdapat perkembangan antara mereka berdua. Awalnya ia sempat khawatir jika Raven terus menolaknya, maka kontrak mereka akan terputus dengan sendirinya. Nevermore membutuhkan Raven untuk mendapatkan tubuh yang sempurna dan Raven membutuhkan kekuatannya, ini merupakan simbiosis mutualisme. Memikirkan hal itu, Nevermore sempat melupakan tujuan utamanya keluar dengan tergesa-gesa tadi.

“Ohya, Raven. Apa kau tidak apa-apa?”

“Huh? Apa maksudmu?”

“Apa kau tidak merasa aneh pada dirimu atau semacamnya? Atau ada sesuatu terjadi padamu ketika melawan naga itu?”

“Huh? Aku rasa tidak…. Kenapa kau mempertanyakan hal itu?”

“Tidak apa-apa, hanya ingin bertanya saja.”

Berarti Raven sendiri tidak menyadari kalau ada orang lain di tubuhnya. Nevermore pun berpikir mungkin dirinya harus memeriksa pintu itu lebih lanjut ketika ia selesai mengawasi Raven. Kemungkinan yang ada di pintu itu banyak, bisa kekuatan atau kenangan, namun pastinya itu bukan milik Raven.

“Ngomong-ngomong Raven, sekarang kita akan pergi kemana?”

“Kerajaan Fortune Barat. Luciel akan melanjutkan latihannya disana.”

“Aku mengerti…. ”

Nevermore langsung masuk kembali ke ruang hati Raven dalam sekejap mata. Ia mengkhawatirkan keberadaan pintu kedua itu, karena mungkin ada pihak ketiga yang mengancam kontrak mereka. Nevermore sekarang sudah berdiri di depan pintu itu. Pintu itu bewarna hitam dengan ukiran bunga emas, bentuknya persis dengan pintu milik Raven. Walaupun bentuknya sama, namun Nevermore tahu persis yang mana milik Raven.

Nevermore tidak tahu apakah dia bisa menghancurkan pintu itu, oleh karena itu ia sekarang membuka pintu tersebut. Namun saat hendak mengetuk pintu itu, paruh Nevermore melewati pintu itu saat akan mengetuknya.

“Huh?!”

Nevermore terkejut, tubuhnya terdorong ke depan karena kehilangan keseimbangan. Namun seluruh bagian tubuhnya menembus pintu itu seolah pintu itu tidak berada disana, seperti hanya sebuah banyangan.

“Apa maksudnya ini…. Aku tidak habis mengerti…. Apakah pintu ini cuma bayangan dari pintu Raven?”

Nevermore kembali bergerak melewati pintu, untuk memastikan sekali lagi. Dan benar saja, seluruh bagian tubuhnya menembus pintu itu.

“Aku… tidak mengerti….”

Tapi jika Raven tidak mengalami masalah pada dirinya, maka kemungkinan pintu ini tidak berbahaya. Dan itu sudah cukup baginya. Raven adalah prioritas utama, jika dia tidak mengalami masalah, maka Nevermore bisa tenang. Untuk sementara, Nevermore akan mengabaikan keberadaan pintu tersebut.

Saat Nevermore mulai sedikit agak tenang, tiba-tiba ia merasakan dunia tempat ia berada sekarang terguncang seperti terkena gempa bumi. Itu adalah tanda sesuatu terjadi pada Raven. Nevermore pun bergegas keluar dari dalam tubuh Raven. Saat ia diluar, sesuatu mengejutkan telah terjadi. Tubuh Raven tergeletak di tanah, dan kedua mata gadis itu terpejam tidak sadarkan diri.

“Awawawa!? Ra-Raven?! Apa yang terjadi?! Raven, bangunlah!!”

Hal itu tidak hanya mengejutkan Nevermore, Luciel pun terkejut dan ia menjadi panik. Gadis kecil itu mengguncang tubuh Raven, namun tidak ada respon dari Raven.

“Apa maksudnya ini…. Raven! Kau mendengarku?!”

Nevermore berusaha mengajak bicara Raven yang tidak sadarkan diri, namun itu hal yang bodoh. Tentu saja Raven tidak membalas. Ia sempat mengira kalau Raven sedang mengerjai Luciel, namun itu mustahil karena Raven bukan tipe orang yang humoris. Nevermore pun segera melihat sekeliling, menemukan petunjuk yang menyebabkan Raven jatuh pingsan tiba-tiba. Namun nihil.

“O-oi! Kau! Nurse Angel! Apa yang terjadi pada Raven?! Katakan padaku!”

Namun Luciel tidak menjawab. Tentu saja, Nevermore lupa kalau eksistensinya tidak dapat dilihat oleh orang lain. Hanya Raven saja yang dapat melihat dan mendengar suaranya. Hal ini membuat Nevermore tidak berpikir jernih. Ia mulai memikirkan segala kemungkinan mereka akan diserang pada saat kondisi ini. Nurse Angel itu tidak bisa diandalkan jika dalam bertarung, dia hanya untuk support. Dan dia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya jika Raven tidak sadarkan diri. Ini merupakan hal buruk bagi Nevermore.

***
“Bangunlah,-----”

“Uuuuh?”

Di tengah kilauan cahaya putih yang terang, Raven mendengar sebuah suara perempuan yang lembut. Suara itu mengingatkannya pada sesuatu, tapi ia tidak dapat mengingatnya. Namun saat mendengar suara tersebut, Raven merasa sedih yang bercampur dengan rindu. Seakan suara itu adalah milik seseorang yang sangat penting bagi Raven.

“Uuu—aaaa….”

Raven berusaha mengeluarkan suara, namun yang keluar tidak sesuai dengan keinginannya. Yang keluar dari mulutnya malah suara tidak karuan.

“Ah, kau manja sekali sini… mama gendong.”

Mama? Apakah itu suara ibunya? Namun Raven tidak bisa melihat apapun di tengah kilatan cahaya itu. Sampai sebuah siluet tangan perlahan mendekati wajahnya, membuat Raven tersadar.

“Hawa?! Raven! Syukurlah, kau sudah sadar!”

Saat gadis itu membuka kedua matanya, hal yang pertama dia lihat adalah Luciel dengan mata berair yang memeluknya dengan erat. Raven sempat terkejut melihat kejadian yang tiba-tiba itu.

“E-eh? Luciel?”

“Hwaa….. Kau membuatku takut, Raven! Tapi-tapi-tapi…. Syukurlah kau tidak apa-apa….”

Raven dapat merasakan pundaknya basah karena air mata Luciel. Raven kebingungan dengan apa yang terjadi. Hal yang terakhir ia ingat adalah ia dan Luciel sedang jalan kaki pada jalan setapak dalam perjalanan menuju kerajaan Fortune Barat.
“Luciel…. Apa yang terjadi?”

Mendengar pertanyaan Raven, Luciel melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Gadis kecil itu sepertinya berusaha menenangkan dirinya sebelum menjelaskan hal itu pada Raven.

“Raven tadi pingsan tiba-tiba… itu membuatku terkejut. Walaupun panik, aku berusaha mengobati Raven, tapi tidak ada hasil sama sekali… Aku sempat bingung harus bagaimana….”

“Ah…. Begitu, sepertinya terlalu aku memaksakan diri…”

“Eh? Maksud Raven?”

“Ti-tidak, bukan apa-apa.”

Raven tidak ingin membuat Luciel khawatir. Sebenarnya Raven merasakan rasa sakit yang luar biasa saat selesai menggunakan Tuning di hari ia menyelamatkan Frostfilia. Awalnya tidak terlalu sakit, namun semakin hari berlalu, rasa sakit itu semakin menjadi. Walaupun Raven berusaha menahannya, tidak memberi tahu siapapun agar tidak khawatir padanya. Dan sepertinya tadi adalah batasnya, tapi Raven bersyukur, rasa sakit itu sudah tidak terasa lagi sekarang. Mungkin hal yang ia butuhkan adalah istirahat yang cukup.

“Tapi untung saja, kakek yang baik ini datang dan memberi tumpangan untuk pada kita.”

Raven langsung menoleh ke kursi depan tempat biasanya pengemudi duduk untuk mengatur laju kuda yang menarik kereta. Disana terdapat seorang laki-laki tua, dapat dilihat dari kulitnya yang mengkriput dan rambutnya yang putih. Laki-laki itu mengenakan pakaian kusam dan topi seperti petani. Kakek tua itu menoleh ke arah Raven dan tersenyum.

“Syukurlah kau tidak apa-apa, gadis kecil. Untung saja kakek lewat tadi.”

“Ah, terima kasih… ngomong-ngomong kakek siapa?”

“Dia adalah kakek George. Kakek ini adalah penduduk kota Amaryliss.”

Luciel menyela di tengah percakapan mereka berdua.

“Ha ha ha… benar sekali. Kakek juga sudah mendengar tentangmu dari Luciel. Kau Hero Candidate yang memperingatkan orang-orang kota saat itu kan… Kakek berterima kasih padamu. Memang kota kita hancur karena naga itu, namun berkat peringatanmu… tidak ada satu orang yang terluka. Nyawa itu lebih berharga daripada materi….”

“Ah, kakek terlalu memujiku… aku hanya melakukan tugasku sebagai Hero Candidate…”

Raven tidak biasa menerima pujian, jadi mendengarnya langsung membuatnya sedikit agak malu. Namun kakek itu tertawa melihat reaksi Raven.

“Ha ha ha… anak muda sekarang memang bersemangat. Kakek suka itu.”

“Ohya, ngomong-ngomong apa yang kakek bawa ini?”

Raven penasaran melihat beberapa kotak di atas kereta yang terletak di dekatnya.

“Buah dan sayuran dari kota Amaryliss. Kakek sudah biasa mengantar stok ke kerajaan Fortune Barat. Untung saja naga itu tidak merusak semuanya, ha ha ha.”

“Tahukan Raven? Kerajaan Fortune Barat adalah kerajaan yang terkenal dengan sastra dan seni. Jadi di kerajaan itu hanya menjual benda yang menyangkut sastra dan seni. Bahkan Head Knight disana aku dengar adalah sang master dari seni.”

Luciel menimpali.

“Ha ha ha. Anak ini pintar. Karena hal itu lah, biasanya kerajaan Fortune Barat membeli stok makanan dari desa atau kota luar. Dan tidak segan mereka membayar kami dengan harga yang cukup tinggi, kerajaan Fortune Barat memang kerajaan yang membawa berkah sesuai namanya!”

“Tunggu, bagaimana bisa mereka kaya hanya dengan menjual barang seni? Aku rasa bukannya menjual makanan yang merupakan kebutuhan sehari-hari lebih banyak mendatangkan keuntungan?”

Raven bingung, tidak semua orang akan membeli sastra dan seni seperti lukisan atau patung karena harganya pasti sangat mahal. Jadi bagaimana bisa kerajaan Fortune Barat bisa menjadi kerajaan yang kaya?

“Biasanya para bangsawan suka datang dan membeli barang disana, selain itu juga terdapat para Magic Caster yang ingin membeli kitab sihir disana. Seni tidak terbatas hanya pada keindahan untuk mata. Kau kelihatannya belum pernah kesana ya, gadis kecil? Bersiaplah untuk terkejut nanti, ha ha ha.”

“Ah, begitu kah….”

Suasana kembali berubah hening. Raven menoleh ke samping untuk melihat barisan pohon yang ia lewati. Sudah lama ia tidak naik transportasi, biasanya ia selalu jalan kaki. Melihat pemandangan dengan santai seperti ini tidak terasa buruk juga bagi Raven. Tidak lama kemudian Nevermore muncul di depannya, menghalangi pandangannya.

“Hei, Nevermore… kau menghalangi pemandangannya….”

“Oh, maafkan aku. Aku sangat khawatir, sebenarnya aku ingin keluar dan menanyakan ini dari tadi. Tapi kau tadi asik bicara jadi aku terpaksa menunggu… Raven, apa kau tidak apa-apa?”

Tentu saja Nevermore pasti mengkhawatirkannya juga, jadi Raven memutuskan untuk berbohong karena sudah tidak ada masalah dengan tubuhnya. Jadi tidak perlu membuat orang lain khawatir berlebihan.

“Ya, tidak apa-apa. Tadi aku cuma kelelahan saja.”

“Apa kau yakin?”

“Humph.”

“Tidak ada yang aneh atau ada rasa sakit?”

“Tidak ada.”

“Apa kau benar-benar Raven?”

“Pertanyaan macam apa itu…. Tentu saja aku benar-benar Raven, apa kau mau aku memukulmu seperti dulu?”

Raven mulai kesal dengan pertanyaan Nevermore yang menganggunya.

“Kau benar-benar Raven. Baiklah, jika kau sudah tidak apa-apa, aku tidak akan menganggumu lagi.”

Tubuh Nevermore pun berubah menjadi asap yang kemudian masuk ke dalam tubuh Raven. Gadis itu dulunya selalu merasa tidak nyaman ketika Nevermore melakukan itu di hadapannya, berubah menjadi asap lalu masuk ke dalam tubuh, orang biasa pasti akan ketakutan seakan mereka sedang dirasuki sesuatu. Tapi sekarang Raven tidak mempermasalahkan hal tersebut, mungkin karena sudah biasa.

***
“Oke, gadis kecil. Kita sudah sampai di kerajaan Fortune Barat.”

Raven langsung menoleh ke arah depan. Dari sana ia sudah dapat melihat gerbang besar kerajaan Fortune Barat ditambah dinding kokoh yang mengelilinginya.

“Woah….”

Raven kagum dengan struktur ornament dan ukiran yang menghiasi pada permukaannya. Bahkan ada beberapa patung menghiasi di atas dinding megah itu. Seakan Raven sedang mengunjungi istana suci milik para malaikat, dekorasinya sangat mewah dibandingkan dengan kerajaan Grace Utara.

“Kita sudah sampai Luciel, setidaknya kita sampai sebelum waktu malam.”

Raven tersenyum sambil menoleh Luciel di sampingnya. Luciel juga membalas senyuman Raven dengan miliknya, namuns senyuman itu hilang, digantikan oleh rasa cemas.

“Ah, soal itu Raven…. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu….-”

“Huh? Ada apa ini?”

Suara kakek yang tiba-tiba membuat Raven dan Luciel terkejut dan menoleh ke arah kakek tersebut. Kereta yang mereka naiki ternyata dihentikan tiba-tiba oleh dua orang Knight yang berjaga di gerbang kerajaan. Raven menyadari kalau kereta lain yang sama dengan mereka juga dihentikan oleh para Knight yang berada disana, jumlah mereka sangat banyak, sepertinya mereka melakukan penyelidikan atau sesuatu. Hal itu entah kenapa membuat Raven tidak merasa nyaman.

“Maafkan kami, kakek. Akan ada pemeriksaan sebelum bisa masuk ke dalam kerajaan Fortune Barat.”

Ucap salah satu Knight yang menghentikan kereta kakek itu.

“Huh? Pemeriksaan? Biasanya aku lewat sini tidak pernah ada pemeriksaan.”

“Kami hanya ditugaskan oleh Head Knight, akan ada pemeriksaan untuk setiap benda dan orang yang masuk ke dalam kerajaan untuk keamaan.”

Di saat kakek dan Knight itu tengah berbincang, salah satu dari mereka menghampiri Raven dan Luciel.

“Siapa kalian? Boleh aku tahu nama kalian dan asal kalian?”

“Hawah? A-aku Luciel Angeline, seorang Nurse Angel…. Aku sedang-”

“Oh! Nona Luciel. Maafkan aku atas kelancanganku. Sudah saatnya anda datang, Yang Mulia Adriel sudah menunggu anda di dalam. Silahkan.”

Knight itu memberi pose untuk membiarkan gadis kecil itu masuk. Namun mendengar nama Yang Mulia Adriel dan Luciel yang dipanggil Nona oleh seorang Knight, seolah Luciel adalah orang terhormat. Walaupun Raven tahu Luciel adalah seorang malaikat, tapi Luciel tidak pernah dilakukan sehormat ini bahkan ketika di kerajaan Grace Utara. Hal itu benar-benar mengganggunya.

“Ah, maafkan aku Raven. Aku harus pergi.”

Luciel langsung turun dari kereta. Gadis itu nampak tergesa-gesa lalu segera berlari masuk ke dalam gerbang.

“Ya, semoga kau berhasil dengan latihanmu!”

Luciel tidak menoleh atau menjawab ucapan Raven. Raven berpikir mungkin latihan Luciel sudah ditentukan dan sekarang dia sudah terlambat menjalankan latihannya. Dan Raven menyalahkan dirinya sendiri karena menghalangi Luciel untuk pelatihannya. Tapi pikiran Raven langsung dibuyarkan oleh Knight tadi yang kini menghampirinya.

“Bisakah aku tahu siapa kau? Namamu dan asalmu?”

“Ah! Aku seorang Hero Candidate, namaku Raven N. Genesis. Asalku-…”

Raven agak ragu ketika ditanyakan soal asal, sudah lama ia keluar dari rumah yatim piatu dan ia tidak ingin mengingat masa kelamnya itu. Namun Knight itu nampak terkejut sebelum Raven menyelesaikan ucapannya.

“Ka-kau Raven N. Genesis?”

“Eh? I-iya.”

“Bisakah aku melihat Hero Sealmu?”

Raven langsung melipat pergelangan jaketnya untuk menunjukkan Hero Seal miliknya yang ada pada lengan kirinya.

“Oh, ternyata itu benar kau… Hei!”

Knight itu memanggil salah satu temannya.

“Beritahu tuan Caprico segera.”

“Baik!”

Knight yang dipanggil tadi langsung berlari masuk ke dalam gerbang dengan tergesa-gesa. Hal itu membuat Raven penasaran.

“Maafkan aku sudah membuatmu menunggu, nona Raven. Tapi selamat datang di kerajaan Fortune Barat.”

Raven pun turun di kereta dan hendak diantar ke dalam gerbang oleh salah satu Knight. Namun ia segera berbalik setelah mengingat suatu hal yang penting.

“Kakek! Bagaimana denganmu?!”

Raven bertanya pada kakek yang mengantarnya tadi dengan kereta, laki-laki itu masih berbincang dengan Knight tadi seperti merundingkan sesuatu. Menyadari ia dipanggil, kakek itu menoleh ke arah Raven lalu tersenyum.

“Lanjutkan saja petualanganmu gadis kecil! Jangan biarkan kakek ini menghalangi!”

Raven mengangguk setelah mendengar balasan dari kakek itu, dan langsung berlari menuju ke dalam gerbang. Saat masuk ke dalam, Raven disambut oleh bangunan yang mewah dan besar berjajar di sekelilingnya, orang-orang yang mengenakan pakaian rapi. Itu membuat Raven merasa lain sendiri karena pakaiannya sederhana.

“Tidak masalah…. kau akan mudah berbaur disini.”

“HUWAAA?!”

Raven terkejut ketika suara seseorang tiba-tiba muncul di sampingnya, ternyata itu adalah gadis kecil mengenakan jaket hoodie anjing bewarna merah muda dan Raven sangat mengenali siapa gadis ini, Hare Labrador.

“Hare, sejak kapan kau….”

“Sudah dari luar gerbang sebenarnya…. Hanya kau saja yang tidak peduli dengan sekitar….”

“Ugh… kau juga tidak datang dengan tendangan tiba-tiba seperti biasa.”

“Kekerasan dilarang di lingkungan kerajaan, bahkan dengan Villain Seal…. Begitu juga dengan keberadaan Iblis….”

“Huh? Aku tidak pernah tahu soal itu.”

“Semakin dikit kau tahu… semakin bagus… Raven, dunia ini lebih rumit dari kelihatannya….”

Raven kebingungan dengan pernyataan Hare. Dia berbicara seolah seperti orang dewasa yang bijak, tapi Raven tahu kalau ia hanyalah seorang gadis kecil yang punya masalah soal kepribadian. Sudah terlalu banyak kenangan buruk yang Raven alami ketika bertemu dengan Hare.

“Terserah kau saja… kau juga hanya muncul ketika Luciel tidak ada. Aku berpikir apa kau takut dengan Luciel?”

“….. Kau akan menemukan alasannya segera….”

Setelah itu suasana berubah hening. Raven tahu ia tidak akan mendapatkan apa jika hanya berdiri bersama Villain Candidate di sampingnya, jadi perempuan itu memutuskan untuk pergi ke papan Quest yang ada di kota untuk mencari misi kecil yang dapat ia jalani. Sampai ketika ia menyadari orang-orang yang berada di jalannya menjauh dan perlahan menghilang dari pandangan, memberikan tempat kosong yang luas bagi Raven dan Hare.

“Loh? Ada apa ini?”

Leonardo’s BGM : https://www.youtube.com/watch?v=qLsFfjxEyNI (La Distancia Principio Un Duelo)

“Bau ini…. bau parfum yang polos, wanginya tidak terlalu kuat namun tidak terlalu lemah juga. Ah, sudah lama aku merindukan bau harum ini. Hanya ada satu gadis yang memiliki bau ini.”

Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menggema di lingkungan itu, dan suaranya datang dari atas. Suara yang keras dan terdengar berat, terdengar seperti suara seorang laki-laki. Namun Raven mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Ugh… jangan-jangan…”

“Benar sekali, ini aku, Raven!”

Seorang laki-laki muncul di atas atap bangunan. Ia memiliki perawakan tubuh yang tegap namun tidak terlalu kekar. Mengenakan satu set pakaian bangsawan seperti jas, dasi, dan celana panjanga. Rambutnya berwarna pirang panjang sampai menutupi mata sebelah kirinya. Di bibirnya terdapat bunga mawar yang ia gigit, demi memberikan kesan romantis.

“Ini aku! Leonardo D. Caprico! Nah, sekarang kau sudah datang Raven…. Mari kita menikah! My Darling!”

Tiba-tiba laki-laki bernama Leonardo itu melompat dari atas dan jatuh ke bawah, arah jatuhnya tepat menuju ke Raven di bawah. Melihat itu datang, Raven mengambil kuda-kuda dengan menarik kaki kanannya ke belakang.

“Kau…. MENJAUHLAH DARIKU!!”

“GYAAA!!”

Leonardo menerima tendangan yang cukup keras di kepalanya oleh Raven. Leonardo pun terpental ke samping, membentur tembok dengan keras. Raven nampak gusar setelah mengetahui kalau suara itu milik Leonardo. Ia memiliki kenangan buruk soal laki-laki ini, bahkan lebih buruk dari Hare. Itulah kenapa Raven menendang laki-laki ini dengan penuh amarah.

“Hooo… nice kick….”

Ucap Hare menimpali sambil mengacungkan jempolnya.

***

“Ugh, punggungku sakit… aku terlalu sering menjadi orang tua sepertinya….”

Dantalian sedang meregangkan ototnya yang kaku. Dantalian tidak suka jika ia tidak dalam kondisi fit, ia harus selalu lincah dan bertenaga. Sampai tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruangannya. Itu adalah Hypnocatrice yang wajahnya terlihat cemas.

“Oh, ternyata itu kau, Hypnos. Ada apa kau datang menemuiku? Kau tahu kan aku belum memanggilmu?”

“Ugh-.. oh, umm… soal itu, Dantalian. Aku gagal menjalankan tugasku… naga itu berhasil diselamatkan oleh gadis berambut hitam itu. Eeer, gitu sih… aku-”

“Wahahah! Bukankah itu bagus? Rencanaku berjalan dengan lancer!”

“Eh? Begitukah?”

Hypnos terlihat kebingungan. Namun Dantalian tersenyum dengan lebar mengetahui rencananya berhasil, dan ia merasa tidak perlu memberitahukannya pada Hypnos.

“Tentu saja, paket yang aku antar sudah sampai ke penerimanya. Bagaimana aku tidak senang?!”

“Eh, oh, ah…. Kalau kau bilang begitu sih….”

“Tapi sekarang ayo kita buat huru hara ini semakin terlihat jelas. Sekarang aku punya tugas baru untukmu~”

“Huh? Apa itu?”

“Bunuh Head Knight kerajaan Fortune Barat, Leonardo D. Caprico.”

TO BE CONTINUED